Donald Trump dan Kebijakan Kontroversi-nya di tengah Pandemic

Beri.id – Berawal dari saran World Health Organization (WHO) pada 31 Januari 2020 lalu kepada negara-negara untuk tidak menutup akses perbatasan mereka terkait menyebarnya coronavirus, kala itu WHO berpendapat bahwa penutupan tidak efektif untuk mencegah penyebaran bahkan berpotensi mempercepat penyebaran.

Saran tersebut kemudian berbuntut panjang setelah Presiden Amerika Serikat, Doland Trump dihadapan media massa mengancam akan menahan dana untuk WHO karena dianggap gagal dalam mengatasi penyebaran coronavirus, selain itu Trump juga menuding WHO berlaku bias serta sangat sentris terhadap China.

Dalam cuitannya di twitter, Trump seakan melampiaskan kemarahannya dengan menyatakan, “WHO benar-benar gagal.”

Tak hanya itu, Ia juga membandingkan besaran pendanaan yang di berikan oleh negara nya dibandingkan China, namun kebijakan WHO menurutnya cenderung menguntungkan China.

“Sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat sentris China. Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami tetap terbuka bagi China sejak awal. Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?” tulisnya.

Dikutip dari situs milik WHO, Amerika Serikat tahun lalu menyumbangkan kas senilai 400 juta dollar AS kepada lembaga kesehatan yang dinaungi PBB tersebut, sementara China pada periode 2018-2019 mendonasikan sekitar 76 juta dollar AS.

Ancaman Donald Trump terkait rencana penghentian dana untuk WHO benar-benar ia laksanakan, meskipun sebelumnya telah mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Kebijakan tersebut ia bacakan saat di Gedung Putih, Rabu (15/4).

Dikutip dari BBC News, Presiden Amerika Serikat ke-45 ini menyatakan telah memerintahkan untuk menghentikan pendanaan sembari meninjau peran WHO yang menurut nya telah melakukan salah kelola yang parah dan menutupi penyebaran covid-19.

Ia juga menuding WHO tidak transparan mengenai covid-19, terkait keseriusan virus yang semula mewabah di Wuhan, China sebelum kemudian menyebar dan menjadi pandemi global. Selain itu, dirinya lagi-lagi mengungkit tentang sumbangsih sokongan dana AS kepada WHO.

“Seandainya WHO melakukan tugasnya untuk membawa para ahli medis ke China untuk menilai secara objektif situasi di lapangan dan untuk menyebut kurangnya transparansi China, wabah itu bisa saja tertahan di sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit.” jelasnya di hadapan wartawan.

“Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa dan menghindari kerugian ekonomi di seluruh dunia” lanjutnya.

“Dengan terjadinya pandemi COVID-19, kami memiliki keprihatinan mendalam, apakah kemurahan hati Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin,” sindirnya.

Tanggapan WHO dan Sikap Pemerintah China

Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya telah menampik pernyataan Trump terkait kebijakan WHO yang dituding China sentris.

Dilansir dari Reuters (9/4) sehari setelah Trump mengancam untuk menahan dana yang di berikan AS kepada WHO, Tedros menjawab tudingan tersebut dengan seruan persatuan dan menghentikan politisasi krisis kesehatan global.

“Mohon persatuan di level nasional, jangan gunakan COVID untuk poin politik. Kedua, solidaritas jujur di level global. Dan kepemimpinan jujur dari AS dan China,” ucap Tedros.

“Yang paling kuat seharusnya memimpin dan tolonglah, karantina politik COVID,” pesan Mantan Menteri Luar Negeri Ethiopia ini.

Adapun anggaran yang dipersiapkan oleh WHO menghadapi pandemi covid-19 pada bulan Maret lalu sebesar 675 dollar AS dan telah direncanakan untuk dinaikkan sekitar 1 Miliar dollar AS.

Sementara itu, pemerintah China melalui juru bicara kementerian luar negeri mengungkapkan keprihatinan yang serius terhadap tindakan yang diambil oleh pemimpin negeri paman sam tersebut.

Zhao Lijiang, pejabat yang pernah menuding Amerika sebagai pembawa virus covid-19 ke Wuhan ini mengungkapkan bahwa keputusan AS tersebut hanya akan melemahkan kemampuan WHO dan merendahkan kerja sama internasional melawan pandemic covid-19.

“Kami mendorong AS untuk secara tulus memenuhi tanggung jawab dan kewajiban mereka dan mendukung aksi internasional yang dipimpin WHO melawan epidemi ini.” Tuturnya.

Zhao juga mengungkapkan bahwa Pemerintah China selalu mendukung langkah WHO dalam memerangi pandemi ini. Seperti saat ini, pemerintah China telah menyediakan sekitar 20 juta dollar AS yang diperuntukkan kepada WHO.

“China selalu mendukung peran utama yang dimainkan WHO dalam perang internasional melawan epidemi. China akan melihat lebih dalam isu-isu terkait, tergantung pada kebutuhan situasi.”  jawabnya saat ditanya mengenai kesiapan negara nya untuk berkontribusi lebih besar sekaligus menutupi kekurangan anggaran pasca pengentian donasi dari Amerika Serikat.

Reaksi Dunia Atas Keputusan Doland Trump

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, Robert Redfield, seperti yang dilansir oleh Antara news,  menyebutkan bahwa dalam menanggapi kebijakan yang dibuat Presiden Trump, menyatakan  bahwa “Hubungan CDC dan WHO terikat dalam satu sejarah panjang dalam kerja sama menangani berbagai wabah di seluruh dunia, termasuk saat ini dalam menghadapi covid-19.”

Menurut nya, kerjasama yang produktif di ranah kesehatan masyarakat menjadi dasar untuk tetap bersinergi, tetap menjalankan kemitraan dan tidak akan di pengaruhi oleh situasi apapun.

Komentar terkait kebijakan Trump ini juga datang dari salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates. Setelah sebelumnya mengkritik Trump terkait aturan lockdown, kali ini terkait kebijakan yang baru saja di umumkan.

“Menghentikan pendanaan untuk WHO dalam krisis kesehatan dunia sama berbahayanya dari apa yang terdengar,” tulis pendiri Microsoft ini di akun twitter miliknya.

Gates juga menyatakan bahwa dunia membutuhkan WHO lebih dari sebelumnya, serta tak ada organisasi yang mampu menggantikan perannya.

Selain menuai protes dari dalam negeri, kecaman dari luar negeri pun bermunculan terkait hal ini.

Rusia melalui Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Ryabkov menyebut keputusan tersebut adalah keputusan egois di tengah pandemi dan menurutnya langkah Doland Trump perlu di kecam dan dikritik.

Selain Rusia, kebijakan Donald Trump ini juga mendapat sentilan dari Perdana Menteri Jerman, Heiko Mass.

Di twitter, Mass mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap langkah Trump. “Menyalahkan tidak membantu. Virus tidak mengenal batasan. Kita mesti bersatu melawan covid-19” tulisnya.

Tak ketinggalan, Josep Borrel, Mantan Menteri Luar Negeri Spanyol yang kini menjabat selaku Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, turut angkat bicara terkait persoalan ini.

Borrel mengungkapkan bahwa langkah Trump amat sangat di sayangkan, menurutnya bukan waktu yang tepat bagi AS untuk menahan donasi mereka, apalagi WHO tengah berusaha keras menahan infeksi secara luas.

“Hanya dengan bergandengan tangan dan menggabungkan tangan, kita bisa mengalahkan virus yang tak mengenal batas ini.”  ajak Borrel.

Sementara itu Sekjen PBB, Antonio Guterres menanggapi ancaman Trump dengan menyerukan agar di saat pandemi seperti ini dunia mestinya bersatu, bekerja sama, bersolidaritas untuk untuk menghentikan virus ini.

Mantan Perdana Menteri Portugal ini mengungkapkan keyakinannya bahwa WHO harus tetap didukung. Menurutnya dukungan tersebut merupakan hal penting sebagai upaya dalam memerangi pandemi covid-19.

Seperti yang banyak di beritakan bahwa hingga saat ini Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus infeksi terbesar, sekitar 30% dari seluruh kasus covid-19 di dunia dan mencatat angka kematian tertinggi. Tercatat di negara ini, 40% pasien covid-19 dinyatakan meninggal dunia dari sekitar 64. 874 kasus yang sudah selesai.

(as)

kpukukarads