Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Hanya 0,4% Pada Kuartal II 2020, Pemerintah Siapkan Stimulus Berupa Bansos Bagi Masyarakat Miskin. Ampuhkah???

JAKARTA – Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 dengan pertumbuhan hanya di angka 0,4%. Hal ini karena konsumsi masyarakat diproyeksikan tidak tumbuh atau berada pada tingkatan 0% di tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa prediksi ini merupakan kesimpulan dirinya saat setelah melihat data pada kuartal I-2020, dimana pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 2,97%.

Selain itu konsumsi rumah tangga yang biasanya tumbuh pada kisaran 5%, namun selama kuartal I-2020 hanya tumbuh 2,84%. Mentri Ekonomi andalan jokowi inipun mengatakan angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu dimana pertumbuhan konsumsi masyarakat masih berada di 5,02%.

Ia juga mengatakan, pada kuartal II-2020, atau tepatnya di bulan April dan Mei ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dilakukan secara meluas ke berbagai daerah. Sehingga juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, jelasnya dalam video conference, Jumat (8/5/20).

Sebenarnya, apabila dalam skenario optimistis, di mana pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh 2,3% konsumsi masih tumbuh positif, meski tak setinggi sebelumnya.

Sementara, apabila dalam skenario sangat berat, dengan pertumbuhan ekonomi -0,4%, maka konsumsi masyarakat hanya dipastikan nihil atau 0% di tahun ini.

“Kalau 2,3% itu artinya konsumsi masih tumbuh positif. Kalau sampai di minus 0,4% barangkali konsumsi sebagian mengalami pertumbuhan nyaris 0% secara over all,” tuturnya.
Pemerintah masih memiliki waktu 7 bulan lagi hingga akhir tahun. Sri Mulyani berharap ekonomi pada kuartal III dan IV akan berangsur pulih.
Beberapa strategi berupa stimulus untuk mendorong konsumsi masyarakat sudah disiapkan. Salah satunya melalui bantuan sosial atau bansos kepada golongan masyarakat miskin.
Meskipun Sri Mulyani memahami, bansos tak akan mampu mensubtitusi konsumsi yang andilnya dalam perekonomian mencapai Rp 9.000 triliun secara nasional. Bahkan di Pulau Jawa sendiri, andil konsumsi masyarakat terhadap Produk Domestik Bruto mencapai lebih dari Rp 5.000 triliun. Namun dia meyakini konsumsi masih bisa tumbuh dari stimulus pemerintah saat ini.
“Strategi dalam lakukan ekspansi bansos hingga dekati 60% dari masyarakat Indonesia, adalah strategi yang kita lakukan. Dan kita berharap ini covid-19 bisa terjaga stabilitas dari jumlah pasien dan penurunannya, bisa sebabkan kemungkinan terjadinya langkah-langkah untuk memberikan relaksasi sosial, sehingga denyut ekonomi kembali pulih,” Tutur Mentri Sri Mulyani penuh harap. (MH)


Konferensi Pers Kemenkeu RI : Perkembangan Implementasi Kebijakan Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19