TENGGARONG – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kutai Kartanegara (Kukar) menyoroti kerusakan lingkungan akibat pertambangan batu bara yang dilakukan secara masif. Bukan saja tambang yang beroperasi secara legal, tambang ilegal juga kian marak terjadi.
Mursid Mubarak Ketua HMI Cabang Kukar mengatakan persoalan yang ditimbulkanya bukan saja rusaknya lahan pertanian akibat pertambangan, terjadinya banjir lumpur. Tetapi juga pengunaan jalan umum untuk hauling batu bara juga dilakukan secara terang-terangan.
“Bicara tambang, baik legal ataupun ilegal jelas merusak lingkungan, yang legal aja sudah merusak apalagi ilegal. Yang legal, jelas ada mekanismenya, tetapi yang ilegal sudah pasti ugal ugalan,”ungkapnnya saat dikonfirmasi, Senin (22/06/20)
Aktifitas tambang liar di Kukar, juga persoalan lingkunga yang ditimbulkanya tidak sulit diendus. Mursid Mubarak mengatakan, pihaknya banyak menerima keluhan itu dari berbagai masyarakat di Kecamatan di Kukar.
“Laporan aktifitas tambang ilegal yang mereka terima diantaranya ada di Tenggarong Sebrang, di Kecamatan Sebulu, di Desa Beloro juga ada” Jelasnya.
Banyaknya aktiftas tambang ilegal bukan lagi rahasia umum, sejumlah instansi pemerintah pun mengakuinya. Tetapi tidak ada efek jera bagi para penambang liar itu. Pihak yang berkepentingan seolah menutup mata dan saling lempar tanggung jawab.
“Kami mengamati, ini terkesan ada pembiaran para penegak hukum, asumsi kita begini, barangkali ada timbal balik dari perusahaan. Secara hukum itu jelas melanggar,”ucapnya.
Namun begitu dirinya mengakui, bicara soal tambang ilegal ini serba dilematis. Menurutnya banyak pihak juga yang mengambil keuntungan dari itu. Justrsu kata dia, yang beking juga banyak.
“bagi kita, mengusut itu memang dilema, tetapi pada posisi lain ada juga masyrakat yang mengeluhkan itu,”ucap dia.
Oleh karena itu kami meminta kepada para penegak hukum, khsusnya kepolisian agar bersikap tegas dalam melakukan penindakan. Selain itu mereka juga mengingatkan kepada masyarakat agar menyadari bahwa tambang itu keuntunganya hanya sesaat, namun dampak negatifnya berkepanjangan. (Fran)