BONTANG – Keberadaan dua perusahaan besar di Kota Bontang, tidak bisa diharapkan untuk memberikan kesempatan bagi tenaga kerja baru.
Karena sejauh ini, pemanfaatan kontraktor lokal hanya pada ranah tenaga TA/Shut Down. Yang rata-rata masa kerjanya tidak sampai dua bulan. Artinya masa kerja kontraktor tersebut bersifat temporary.
“Kalau itu dijamin. Orang Bontang semua,” kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan Ahmad Aznem, saat ditemui di ruang kerjanya, kantor Disnaker Bontang, Jl. Awang Long, Bontang Utara, pada Selasa (01/12).
Meski begitu, Dirinya mengapresiasi keberadaan dua perusahaan andalan Bontang ini, tetap memberikan pekerjaan yang sifatnya jangka pendek kepada kontraktor lokal.
“Itu semua kontraktor lokal yang ditunjuk. Dan Kontraktor lokal mengambil tenaga semua dari Bontang,” tegas mantan Kepala Disdukcapil ini.
Situasi ini menurut Aznem, tidak dapat dihindari. Selain karena yang dibutuhkan tenaga ahli. Perusahaan raksasa tersebut sangat jarang lakukan pembaharuan dalam manajemen karyawan.
Tentu hal ini memberikan dampak bagi pencari kerja, baik skalanya lokal bahkan sampai internasional.
Untuk menggantungkan harapan pemberdayaan tenaga kerja lokal pada perusahaan sangatlah sulit.
“Jadi tidak bisa dipaksakan dua industri besar ini, untuk menerima itu. Karena sudah ada karyawannya,” ungkap Aznem sapaannya.
Alternatif untuk keluar dari situasi ini, dijelaskannya maka Bontang harus siap untuk membuka investasi baru.
Pengakuan Aznem, dikenalnya kota Taman ini sebagai daerah Industri mendorong banyak pendatang yang terus berdatangan ditiap tahunnya.
Namun, selain menggantungkan lamaran kerjaan ke perusahaan. Banyak juga dari pendatang tersebut yang membuka usaha sendiri. Akibat dari sempitnya kesempatan untuk lolos ke perusahaan industri yang ada di Bontang.
“Ada yang buka usaha jahit, buka salon-salon (usaha bidang kecantikan). Lumayan loh pendapatan dari situ,” terang Asnem. (ESC)