Ekowisata, Tema Utama Pariwisata Kaltim Ditengah Pandemi

Sry Wahyuni, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim

SAMARINDA – Kalimantan Timur komitmen akan bertransformasi dengan menjadikan ekowisata menjadi tema unggulan pariwisata ditengah pandemi.

Dipilihnya ekowisata karena Kaltim memiliki banyak objek wisata berbasis lingkungan. Contohnya
ekowisata bahari seperti laut, sungai dan mangrove. Kemudian ekowisata hutan dan budaya.

Dinas Pariwisata Kaltim tengah meninjau Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Ripparda) Kaltim. Akan ditetapkan tahun 2021.

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sry Wahyuni mengatakan, munculnya ekowisata sebagai banchmark pengembangan pariwisata di benua etam in karena ekowisata dinilai sebagai perjalanan wisata yang bertanggungjawab. Ada unsur edukasi, partisipasi masyarakat hingga manfaat ekonomi.

“Karena pesan- pesan CHSE (Clean, Health, Safety dan Environment). Pesan lingkunganya saat kita bicara ekowisata sangat klik dengan message orang berwisata pada masa pandemi,”kata Sry Wahyuni saat gelaran Bimtek Jurnalis Pariwisata beberapa waktu lalu.

Dispar Kaltim juga tengah menyusun review kawasan pengembangan pariwisata. Bila sebelumnya berbasis teritori. Bertranformasi menjadi kawasan berbasis destinasi.

Rencananya, Kaltim akan menetapkan tiga kawasan strategis pariwisata Provinsi Kaltim (KSPP) dan tiga kawasan pengembangan pariwisaata provinsi (KPPP).

“kedepan kita tidak lagi menonjolkan kabupaten kota, tetapi kawasan destinasi wisatanya,”ungkapnya.

Dalam tema kawasan pariwisata Kaltim, Sry Wahyuni menjelaskan, untuk KSPP 1 dengan ekowisata bahari dan sungai yaitu daerah Derawan, Biduk-Biduk dan sekitarnya. KSPP2 dengan ekowisata bahari (Sungai) yaitu, Samarinda, Tenggarong, Tanjung Isuy dan sekitarnya. Sementara ekowisata Karst yaitu daerah Sangkulirang, Mangkalihat dan sekitarnya masuk kawasan KSPP3.

Kemudian kawasan pengembangan, KPPP 1 untuk ekowisata hutan dan bahari wilayah Samboja, Penajam, Balikpapan, Paser dan sekitarnya. KPPP2 dengan ekowisata hutan dan bahari, Sangatta, Bontang dan sekitarnya. KPPP3 dengan ekowisata bahari (Sungai) yaitu Ujong Bilang, Long Bagung dan sekitarnya.

“Jadi kalau kita bicara ekowisata maka tidak lepas dari basisnya wisata alam. Ada 7 prinsip dari ekowisata, salah satu prinsipnya adalah bagaimana kearifan lokal bisa mengemuka dan bagimana pemberdayaan masyrakat itu bisa dilakukan,”tuturnya.

Mengapa ekowisata menjadi penting, kata dia karena pariwisata itu tidak bisa kita persiapkan hanya untuk hari ini.

“Tetap bicara pariwisata harus bicara untk berapa generasi kedepan. Hari ini miaslnya kita promosi. Yang kita lakukan sekarang, sampai berapa generasi itu bisa bertahan,’’tutur Sry Wahyuni. (Fran)

kpukukarads