BONTANG – Sebanyak 109 Tenaga Kesehatan (Nakes) belum menerima isnsentif atau bonus. Terhitung sejak tiga bulan yang lalu. Yakni di bulan Oktober, November, dan Desember tahun lalu. Totalnya Rp. 266 Juta.
Selain itu, tunggakan pembayaran juga dialami oleh petugas yang bertugas untuk mengantarkan mayat meninggal akibat Covid-19.
Saat ditemui awak media, Wakil Direktur RSUD Taman Husada Bontang Syahbirin, merincikan secara lugas jumlah petugas yang belum diberikan insentif.
Pada bulan Oktober sebanyak 39 Nakes. Dibulan selanjutnya, sebanyak 32 Nakes. Dan puncaknya di Desember sebanyak 38 Nakes. Yang belum menerima insentif.
“Tunggakan akibat tidak ada anggaran,” ujar Syahbirin, usai mengikuti rapat kerja bersama Komisi II DPRD Bontang, Senin (1/3) siang.
Sementara ongkos operasional yang menunggak yakni biaya pemulasaran jenazah serta insentif akomodasi makan minum petugas.
“Pemulasaran jenazah itu Rp 109 juta dengan 20 kejadian pasien Covid yang meninggal, uang makan dan minum Rp 89 juta,” bebernya.
Ditahun ini, pihak Rumah Sakit sudah mengusulkan Rp 40,6 miliar untuk pembiayaan kegiatan petugas yang menangani Covid-19.
Dari anggraran yang diajukan, difokuskan juga pelunasan insetif untuk nakes.
“Rencananya akan dimasukkan dalam refocusing anggaran tahun 2021 yang diajukan sebesar Rp 40,6 miliar,” ungkapnya.
RSUD Taman Husada Bontang mengusulkan Rp 152 miliar kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tahun ini.
Dana itu rencananya untuk pembiayaan 4 program di rumah sakit terbesar di Bontang ini.
Adapun rincian peruntukan anggaran itu meliputi, antara lain; 4 program, 12 kegiatan, dan dan 34 sub/belanja yang terdiri dari belanja pegawai, barang dan jasa, modal dan operasional RS-BLUD.
Dari anggaran yang diajukan, pihaknya berharap agar pemerintah dapat mengalokasikan minimal 50 persen dari total kebutuhan anggaran di RSUD Taman Husada Bontang.
“Harapan kami sih bisa 100 persen, ya paling sedikit 50 persen dari total yang kami ajukan,” tandasnya. (Esc)