SAMARINDA – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unmul Kelurahan Tanah Merah 42, melakukan pendampingan belajar bagi anak Sekolah Dasar (SD) yang kesulitan dalam pembelajaran Daring.
Mereka mencoba hadirkan solusi bagi masyarakat, karena pandemi memaksa seluruh kegiatan belajar mengajar sudah tidak sama seperti dulu.
Biasanya pembelajaran dilakukan secara konvensional dengan mengedepankan interaksi langsung antara guru dan siswa. Kini semuanya serba dilakukan secara virtual, kegiatan pembelajaran pun dilakukan dengan sistem daring
Dalam perjalanannya, pembelajaran secara online tak sedikit menjadi keluhan masyarakat.
Mulai dari sulitnya jaringan, alat komunikasi yang kurang memadai hingga orang tua ditekan membantu siswa belajar di rumah. Pun juga terkadang merasa kesulitan untuk membantu siswa karena tidak semua orang tua juga paham mengenai materi yang diberikan.
“Kami memberikan pendampingan ini berangkat dari keluhan para warga, ketika kami melakukan survei banyak warga yang keluhkan pembelajaran online,” papar Ketua Kelompok KKN Unmul Kelurahan Tanah Merah Muhammad Fahruraji Annur dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu(14/8/2021).
Fahruraji Annur mengatakan bahwa kegiatan ini hadir sebagai bentuk respon dari keluhan masyarakat. Karena sesuai dengan tujuan adanya KKN yakni melakukan pengabdian kepada masyarakat.
“Seluruh program kerja yang kami lakukan ini pun telah berkoordinasi dengan pihak Kelurahan, RT setempat dan Dosen Pembimbing Lapangan,” tambahnya.
Disampaikan Aji sapaan akrabnya, selama pendampingan belajar berlangsung, terlihat para siswa yang mengikuti pendampingan terlihat antusias. Mengingat selama satu tahuh terakhir mereka hanya belajar Daring, sehingga terlihat gembira ketika belajar bersama.
“Para siswa senang sekali, apalagi mereka lama sekolah daring jadi ketika belajar bersama terlihat antusias sekali,” terangnya.
Aji berharap, kedepan pemerintah bisa memberikan solusi alternatif bagi orang tua yang kesulitan mendampingi anaknya dalam belajar daring. Mengingat banyak orang tua yang sibuk bekerja dan tidak sempat mendampingi anaknya belajar.
Maka dari itu, harus ada kebijakan baru yang dapat menjadi jawaban atas keresahan masyarakat. Namun, tetap memperhatikan aspek kesehatan agar para siswa tidak terpapar virus Covid-19.
“Kami berharap, kedepan pemerintah bisa mencari solusi karena banyak juga yang kedua orang tuanya harus mencari nafkah, sehingga tidak bisa maksimal mendampingi anaknya belajar,” pungkasnya. (Fran)