SAMARINDA – Sejak tahun 2019, Institut Seni Dan Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim tak lagi membuka penerimaan mahasiswa baru.
Mandeknya penerimaan peserta didik baru lantaran ISBI belum meraih legalitas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
ISBI Kaltim hingga sekarang juga masih berada di bawah asuhan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Demikian status program studi (Prodi) pun di bawah ISI Yogyakarta.
Gedung juga status numpang. Masalahnya kian kompleks ketika minimnya anggaran untuk memenuhi kebutuhan operasional.
“Karna itu bagian dari biaya rutin tentang sub gaji dosen, kemudian biaya yang disalurkan kesini sudah dihentikan, mereka khawatir ketika tetap menerima mahasiswa, mereka tidak dapat karna lagi-lagi soal anggaran dari APBN, itu kendalanya,” kata Ely saat ditemui awak media di Lantai 1 Gedung D kantor DPRD Kaltim, beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim ini Harapkan ISBI kembali membuka penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2022/2023.
Dia mendorong pemerintah agar segera berkomunikasi dengan pihak Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk segera mendapatkan kepastian sertifikat aset lahan ISBI Kaltim, sehingga pada tahun 2022 ISBI Kaltim dapat beroperasi kembali.
“Kita sudah punya modal lahan dan prosesnya kita terbentur pada komitmen pihak lain. Saya memahami Kementerian banyak urusannya. Tapi karena ini daerah kita, mari kita memacut semangat Kementerian,” kata Ely.
Politisi PDI Perjuangan Kaltim ini juga menyampaikan, bahwa harapan dan komitmen yang disampaikan saat RDP bersama pihak pemprov pada Selasa, (06/7) lalu, agar ISBI Kaltim tetap lanjut dan jangan sampai putus.
“Tentunya harapan dan sudah menjadi komitmen kami saat RDP dengan pihak Pemprov, bahwa ISBI akan kita tetap lanjutkan. Jangan sampe ini putus, jangan sampai dibahas hanya di forum diskusi saja. Karena tahun 2022 akhir nanti kontrak perkuliahan selesai. Mari kita komitmen bersama, jangan sampai semangat hilang. Kita juga harus cepat berkomunikasi dengan Kemenristekdikti,” tutupnya. (Fran)