SAMARINDA – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan rakyat menggugat (GERAM) menggelar aksi demonstrasi pada, Kamis (23/09/21), didepan Kampus Universitas Mulawarman (Unmul).
Demostrasi tersebut di warnai dengan aksi bakar ban, separuh jalan di M Yamin juga di blokade. Secara bergantian mereka orasi politik dari berbagai lembaga internal dan eksternal kampus.
Humas aksi, Indra Kurniawan menjelaskan aksi ini sebagai bentuk pencerdasan dalam rangka menyambut hari tani nasional pada tanggal 24 September 2021.
“Gerakan ini merupakan momentum untuk memperingati hari tani nasional,”katanya saat di konfirmasi dilokasi.
Isu yang mereka bawa dalam aksi ini terkait dengan Peraturan dasar pokok-pokok agraria (UUPA) No.5 tahun 1960 yang menjadi landasan sejarah penetapan hari tani nasional.
Namun dia menilai, kondisi petani saat ini banyak tersingkir oleh industri ekstraktif yakni pertambangan yang banyak merenggut lahan pertanian untuk di jadikan pertambangan.
“Kami coba mendorong isu-isu bersinggungan dengan isu agararia,”bebernya.
Indra sapaanya mencontohkan seperti kejadian pada desa Mulawarman, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
Dulunya kata dia, desa itu sebagai lumbung padi. Para petani kala itu mampu menghasilkan puluhan ton padi.
Namun saat ini mereka tergerus karena industri pertambangan menggusur lahan-lahan masyarakat petani.
“Dalam sejarah khususnya di desa Mulawarman kabupaten Kutai Kartanegara sempat menjadi lumbung padi yang produktif di Kalimantan timur,”ucapnya
Mahasiswa Fakultas ekonomi ini mengatakan bahwa besok hari bertepatan hari tani nasional mereka akan bersama-sama petani untuk menyuarakan aspirasi di depan kantor gubernur kaltim, fokusan isu yang mereka bawa yakni wujudkan reforma agraria sejati.
“Besok akan datang petani-petani yang akan kami bawa untuk mengadvokasi dengan pimpinan Kalimantan timur,”tutupnya
(Dodi)