Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun meminta Aparat penegak hukum lakukan tindakan tegas.
Diketahui korban terbaru yang meninggal di lubang tambang adalah seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 3 SD asal Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau yang dilaporkan hilang, Sabtu (08/10/2022).
Total hingga saat ini jumlah korban yang meninggal di lubang tambang sejak 2011 berjumlah 41 orang.
Jatuhnya korban meninggal dunia di lubang tambang tersebut mendapat perhatian dari Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun.
Samsun mengungkapkan bahwa ini bukanlah kali pertama terjadi, melainkan kejadian yang terus berulang-ulang.
“Karena itu disebabkan semakin bebasnya aktivitas penambangan, apalagi mengabaikan sistem pertambangan yang baik seperti tidak dilakukan reklamasi setelah aktivitas penambangan,” ucap Samsun di depan awak media.
Dia menambahkan bahwa mestinya ini ada pencegahan sistematis. Menurutnya, semua lubang tambang yang tidak direklamasi, berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Samsun mengimbau agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, meminta kepada seluruh pemilik perusahaan tambang batu bara untuk memasang peringatan di semua lubang bekas tambang.
“Seperti memasang pagar atau imbauan larangan untuk tidak berenang di kawasan tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Samsun juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di kawasan lubang tambang, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Samsun juga mendesak aparat penegak hukum dan instansi terkait untuk menindak tegas pemilik perusahaan tambang yang tidak melakukan reklamasi.
“Coba dilakukan tindakan tegas. Semua tambang ilegal harus diberantas,” tegasnya.
Di akhir, politisi PDI Perjuangan menyebutkan dewan hanya memiliki fungsi pengawasan saja, terkait langkah penindakan itu ranahnya aparat penegak hukum dan instansi terkait.(BONNY/ADV/DPRD KALTIM)