Beri id – Banjir dua Desa di Kecamatan Kaubun, Kutai Timur tepatnya di Desa Bumi Etam SP 1 dan Desa Kadungan Jaya beberapa hari lalu menelan korban jiwa. Seorang warga bernama Fe ditemukan meninggal dunia setelah terseret banjir.
“Korban ditemukan di area perkebunan setelah banjir mulai surut, sementara kendaraannya ditemukan tersangkut dibawah jembatan,”kata Ricardo, salah satu pemuda Kaubun kepada Media pada, Senin (08/05/2023)
Dia bilang banjir kali ini tidak biasa, lebih parah, tidak seperti banjir sebelumnya. Menurutnya hal itu terjadi bukan sekedar curah hujan yang tinggi tetapi juga berkaitan dengan industri ekstraktif. Sebab kecamatan Kaubun dikelilingi aktifitas perusahaan, baik pertambangan maupun perkebunan sawit.
“Banjir terparah ini bukan sekedar curah hujan yang tinggi melainkan keterkaitannya dengan eksploitasi perusahaan, kurangnya gorong-gorong jalan, kurangnya parit. Sehingga air meluap hingga menutupi badan jalan bahkan ke rumah-rumah warga. Dalam kondisi seperti ini Pemkab Kutim harus segera memanggil dan meminta perusahaan untuk bertangungjawab penuh,”ungkapnya.
Dari peristiwa tersebut Ricardo mendorong Pemkab Kutai Timur (Kutim) tidak menutup mata untuk mengawasi aktivitas perusahaan. Kemudian menindaklanjuti kerugian warga terdampak banjir dan korban akibat banjir.
Dia menjelaskan, banjir besar itu tidak hanya menelan korban jiwa. Tetapi juga kerugian materil. Belasan rumah warga ikut rusak, jembatan di Kadungan ikut rusak, hingga air PDAM yang digunakan warga pun turut rusak akibat banjir sehingga air tidak teraliri ke rumah warga.
Richardo yang juga demisioner Ketua DPC GMNI Samarinda mengatakan sebagai Pemkab seharusnya menggunakan kebijakannya untuk mengawasi dan memberikan warning terhadap perusahaan tidak kesannya menutup mata.
“Jangan menunggu korban, baru bertindak. Dimanakah keberpihakannya?” tanya Richardo.
Richardo meminta Pemkab Kutim segera memanggil perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Kaubun untuk segera bertanggungjawab dan gerak cepat evakuasi terkait masalah yang ada juga memikirkan langkah akhir pasca banjir yang terjadi.
(*)