Samarinda, Beri.id – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Perdagangan (Disdag) untuk menggelar program “Back to Pasar 2024” mendapatkan respons dari Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah.
Laila menilai bahwa dengan maraknya pasar online di Samarinda, pasar tradisional mengalami penurunan kunjungan.
Namun, ia menekankan bahwa Pemkot perlu lebih dari sekadar mengajak masyarakat berbelanja offline. Laila menyarankan agar Pemkot memperbaiki citra negatif terhadap pasar, termasuk masalah bau dan kebersihan yang seringkali menjadi stigma negatif.
“Rencana Disdag sebagai upaya yang bagus. Namun, Pemkot juga harus realistis. Bahwa selama ini memang zaman serba online. Sehingga perlu memiliki inovasi tersendiri,” ungkapnya.
Laila menyadari bahwa kebiasaan berbelanja masyarakat saat ini cenderung mengarah pada penggunaan fitur jasa online. Oleh karena itu, Disdag perlu berinovasi untuk dapat bersaing dan memudahkan masyarakat yang ingin berbelanja secara instan namun tetap offline.
“Pasar harus dibenahi, mengubah citra agar tidak becek, bau, dan lainnya. Pasar harus nyaman dikunjungi. Namun, itu saja tidak cukup. Pasar tradisional juga harus mengikuti gaya pembeli yang cenderung serba online,” tambahnya.
Laila menyarankan agar pasar tradisional dihubungkan dengan aplikasi belanja online, seperti Go-Mart, atau menciptakan platform khusus yang menaungi pasar secara offline.
Meskipun ada tantangan, seperti pedagang yang kurang melek teknologi, Laila meyakini bahwa dengan inovasi yang tepat, pasar tradisional dapat tetap bersaing dan tidak tertinggal.
“Jadi harus punya inovasi dan harus bisa membaca peluang. Kalau tradisional terus dan tidak beradaptasi, ya ketinggalan,” tandasnya.
(Adv/DPRD Kota Samarinda)