Samarinda, Beri.id – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) setiap tahunnya menjadi momen penting bagi peran santri dalam merayakan semangat dan dedikasi mereka sebagai pahlawan pendidikan dan pejuang kebodohan.
Pada perayaan HSN kali ini, Ketua DPRD Kota Samarinda, Sugiyono, memberikan dorongan untuk meningkatkan peran santri dalam kemajuan Bangsa Indonesia.
Peringatan HSN 2023 di Lapangan Madrasah (RA, MI & MTs) Kompleks LP Ma’arif NU, Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Sambutan, menjadi saksi upacara yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Rois Suriyah PC NU Kita Samarinda Dr. KH. Mahrus, MWC NU Kecamatan Sambutan, Kepala Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sambutan, Sekretaris Camat Kecamatan Sambutan, Lurah Sindang Sari, Kepala Sekolah RA, MI & MTs, Ketua LP Ma’arif Kecamatan Sambutan, Ketua RT, dan Para Tokoh Agama turut meramaikan acara tersebut.
Sugiyono mengingatkan para santri agar tetap menjaga ukuwah islamiah, menekankan bahwa peran mereka memiliki dampak besar dalam menjaga keberagaman budaya dan keberagaman agama di Indonesia.
Santri, sebagai pelajar yang mendalami studi agama Islam, hidup dengan disiplin tinggi dan mengikuti kurikulum agama yang luas.
“Dalam masyarakat, santri memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman budaya dan keberagaman agama di Indonesia,” ungkap Sugiyono, menekankan bahwa pendidikan yang diterima oleh santri melibatkan tidak hanya ajaran agama, tetapi juga nilai-nilai moral, budaya, dan sejarah yang menjadi landasan kuat budaya Indonesia.
Sugiyono menyoroti peran santri sebagai perekat masyarakat, yang mempromosikan perdamaian, toleransi, dan persaudaraan antara umat beragama.
Pada pendidikan, peringatan HSN menjadi hari penting yang mengingatkan untuk menghormati dan mendukung pendidikan agama di Indonesia.
“Semangat pendidikan dan moral yang mereka bawa adalah pondasi penting dalam membangun masyarakat yang berakhlak, adil, dan beradab,” tutup Sugiyono, dengan harapan agar seluruh umat beragama Islam dapat merenungkan kontribusi para santri dan berupaya bersama dalam menjaga toleransi dan kerukunan di Indonesia.
(Adv/DPRD Kota Samarinda)