Tantangan Lingkungan di Samarinda, Anhar: Peningkatan Penduduk dan Dampaknya pada Produksi Sampah

Anggota DPRD Kota Samarinda, Anhar

Samarinda, Beri.id – Peningkatan jumlah penduduk di Samarinda telah menjadi sinyal alarm atas meningkatnya produksi sampah setiap tahunnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda selama dua tahun terakhir mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah penduduk, yang berdampak langsung pada volume sampah yang terus meningkat.

Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Anhar, menyoroti pergeseran pola hidup masyarakat sebagai salah satu penyumbang meningkatnya produksi sampah, dengan aktivitas yang lebih banyak beralih dari rumah ke pusat perbelanjaan.

“Namun, perlunya pendataan yang lebih akurat untuk mengatasi masalah sampah ini,” katanya.

Peningkatan jumlah penduduk di Samarinda dari tahun ke tahun telah mencapai titik kritis, dengan lonjakan yang signifikan dari 849.171 jiwa pada tahun 2022 menjadi 861.878 jiwa pada tahun 2023. Data ini sejalan dengan peningkatan produksi sampah, yang meningkat dari 824.168,00 meter kubik pada tahun 2022 menjadi 841.286,00 meter kubik pada tahun 2023. Pertambahan volume sampah sebesar 17.118 meter kubik menjadi sorotan utama dalam kaitannya dengan keberlanjutan lingkungan.

Anhar, sebagai anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, mengakui bahwa lonjakan jumlah penduduk secara langsung memengaruhi volume sampah. Namun, dia menyoroti bahwa pergeseran pola hidup masyarakat juga turut berkontribusi dalam peningkatan produksi sampah.

“Aktivitas yang semula terpusat di rumah kini banyak beralih ke pusat perbelanjaan, khususnya mal, yang mengakibatkan peningkatan produksi sampah dari sektor tersebut,” lanjutnya.

Menyikapi kompleksitas masalah sampah ini, Anhar menekankan perlunya pendataan yang lebih komprehensif terkait sumber produksi sampah.

“Dengan mengetahui asal sampah secara detail, langkah-langkah penanganan yang tepat dapat diambil. Dari sini, perlu dilakukan klasifikasi pemisahan sampah, baik dari mal, warung, maupun rumah tangga. Hanya dengan pendekatan yang terperinci ini, terobosan-terobosan baru dalam penanganan sampah bisa diwujudkan,” jelasnya.

Di tengah tantangan ini, Anhar menyatakan bahwa penanganan sampah sebenarnya bisa lebih mudah jika didukung oleh perubahan perilaku dan mindset masyarakat. Mengelola sampah dengan baik bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh komunitas.

“Dengan demikian, perlu ada upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak untuk mengubah pola pikir dan tindakan terkait pengelolaan sampah, demi menjaga keberlanjutan lingkungan Samarinda,” pungkasnya.

(Adv/DPRD Samarinda)

kpukukarads