SAMARINDA – Aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di 3 Gereja Kota Surabaya Jatim (13/05), menuai banyak kecaman dan empati solidaritas kemanusiaan. Posko Menangkan Pancasila Kaltim yang aktif melakukan pendampingan persoalan rakyat dan menjadikan posko sebagai perjuangan politik memenangkan Pancasila dan prinsip-prinsip nya di kehidupan harian, menilai aksi teror yang terjadi ini merupakan tindakan di luar nalar kemanusiaan.
Aksi ini tak jauh hari dengan aksi kekerasan di rutan Mako Brimob. Korban jiwa pun tak terhindarkan di dua aksi tersebut.
“Kami mengutuk keras tindakan yang tak berperikemanusian tersebut, rasa duka yang mendalam bagi Republik ini yang luput terhadap aksi teror yang menelan warga Indonesia,” Ucap Udin Rizky Koordinator Posko Menangkan Pancasila Kaltim.
Belangsungkawa pun di haturkan nya untuk seluruh korban teror, di sertai rasa hormat kepada petugas yang gugur dalam tugas, dan doa buat semua korban.
Menurut nya aksi teror ini merupakan respon dari gejala sosial yang ada di Indonesia. Karena sesungguhnya masalah bangsa saat ini adalah ketidak berdayaan ekonomi, bukan perbedaan keyakinan antar sesama umat, di picu tahun politik yang memberi ruang gesekan makin tinggi.
Lanjut, Persatuan Nasional kita bisa di katakan mengecil kekuatan nya bagi segenap masyarakat Indonesia. Jurang kesejateraan yang semakin jelas, menjadi pertaruhan yang di perdebatkan jalan dan cara menggapainya. Persatuan dan kesatuan yang kokoh dulunya, hingga sanggup merebut kemerdekaan terlihat makin pudar.
Saat ini semboyan kerja, kerja dan kerja atau ganti Presiden 2019 seolah tak bermanfaat dan tak bernilai apa-apa, bagi korban dan keluarga korban teror. Ini membuka peluang angka golput semakin tinggi di 2019 nanti.
“Persoalan sosial di Indonesia hari ini cukup memperihatinkan, pupusnya semangat kebangsaan, pudarnya nilai-nilai toleransi, dan Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak ditempatkan sebagai landasan pembimbing dalam proses kehidupan sehari-hari,” Pungkas Udin.
Semangat persatuan nasional kembali harus dikedepankan, agar kita bisa hidup damai berbasis keadilan sosial dan kesejateraan bagi suluruh rakyat jadi tujuan bersama. Seraya merajut bangsa ini, dengan harmonisasi Negara kesatuan berasas Pancasila.
Menurut Udin Rizky, “Menangkan Pancasila bukan hanya merangkul perbedaan, tapi juga bentuk manifestasi menurunkan angka kemiskinan yang cukup tajam, pengangguran, dan lainnya,” sebut nya.
Lanjutnya, dengan hal itu doktrin oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab, guna melakukan hal yang merugikan banyak orang, bahkan sampai melakukan tindakan yang tidak manusiawi seperti aksi teror Gereja di Surabaya tidak akan terulang kembali.
Dengan tegas kami menyerukan, dari peristiwa ini pemerintah harus bergerak cepat, mengambil sikap tegas agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Baik pemerintah maupun dewan perwakilan rakyat harus mengevaluasi kinerja Polisi Republik Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT dan Badan Inteligen Negara.
Evaluasi itu penting, agar lembaga terkait dapat berfungsi optimal, dapat mendeteksi dini dan mengantisipasi segala perilaku kelompok teror kemanusiaan ini. Hingga rasa aman, mengayomi, dan melindungi segenap warga negara dapat kembali menyakinkan rakyat Indonesia. (Red)