Belum Setahun Dipakai Gedung SKB Bontang Alami Kerusakan

U
Gedung SKB kel. Satimpo Kota Bontang (foto :And)

Beritainspirasi.info – Bontang, Gedung belajar yang difungskan sebagai lokasi belajar mengajar peserta didik program kejar paket A, B dan C di UPT Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Kelurahan Satimpo, Kota Bontang alami kerusakan. Padahal peserta didik paket setara A, B dan C mencapai 130 pelajar dari beragam usia.
Bangunan yang disebut-sebut menelan dana APBD Kota Bontang sebesar Rp1,3 miliar dan baru difungsikan sejak agustus 2016 ini, sudah mulai mengalami kerusakan. Dari pantauan media ini di lokasi, kerusakan parah terjadi pada langit-langit ruangan, SKB memiliki 3 ruangan yang terdiri, satu kelas belajar, satu ruangan guru, serta ruangan workshop.
Dari 3 ruangan tersebut, terdapat lubang di langit-langit ruangan. Bahkan di ruangan guru, plafon yang retak akibat rembesan air terpaksa direkatkan dengan selotip agar retakan tidak membesar. Dibeberapa bagian plafon terlihat jebol dan menyisakan lubang menganga. Tak hanya itu beberapa sudut dan dinding bangunan pun sudah tampak mengelami keretakan.
“Proses belajar tetap kita lakukan diruangan ini, meskipun kondisinya ya seperti itu. Kalau hujan becek,” kata Andi Parenrengi Koordinator UPT SKB Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang, saat ditemui di tempat kerjanya.
Andi menceritakan, hal ini sudah terjadi cukup lama. Awalnya langit-langit ruangan seperti melengkung dan tampak seperti ada genangan air di atas dan nampak muncul bercak jamur akibat tetesan air. Namun lambat laun, plafon mulai keropos dan jatuh berakibat lubang besar terdapat di plafon ruangan.

 

U1.JPG
kondisi salah satu ruangan gedung SKB (Foto : And)

Lebih lanjut Andi menjelaskan, untuk ruangan workshop sendiri juga mengalami hal serupa. Bahkan ruangan Workshop harus dialihfungsikan menjadi gudang penyimpanan barang SKB. “Ruang ini sebenarnya workshop, tapi ngak ada tempat lagi untuk menyimpan barang. Maka kami jadikan gudang,” ujarnya.

 

Menurutnya, hal ini ternyadi akibat desain bangunan yang memang hanya menggunakan dak, tanpa atap layaknya gedung bertingkat. Bentuk dan konsep bangunan inilah menurutnya yang renta mengalami rembesan air hujan yang berakibat air tergenang apalagi jika proses pengerjaan pengecorannya tidak rapi. Sisa air hujan menggnang diatas dak apalagi kondisi lantai dak yang melengkung.
“Ya jelas menggangu proses belajar, belum lagi fasilitas belajar seperti meja dan kursi beberapa ikut rusa akibat sering tergenang air. Kan sayang, entah ini salah disain bangunan atau pengerjaanya. Nyataya ya begini hasilnya, belum lagi dinding bangunan dibeberapa bagian sudah mulai mengalami keretakan,” katanya.
Dia berharap, bangunan dapat segera direhab agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan maksimal tidak terganggu rembesan air di yang menggenangi lantai ruangan. (and)