BERI.ID – Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Adnan Faridhan, menyoroti dampak lanjutan dari banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Tepian, bukan hanya kerusakan fisik, tapi juga konflik sosial akibat bantuan yang tak merata.
Menurut Adnan, usai banjir mereda, Pemkot Samarinda melalui berbagai instrumen seperti BPBD, dinas terkait, hingga kelurahan dan RT, telah menyalurkan bantuan berupa bahan pokok.
Namun, di lapangan justru muncul persoalan baru, banyak warga merasa tidak kebagian, dan ini memicu iri sosial.
“Ada warga yang dapat telur dan susu, ada yang tidak. Padahal semua terdampak. Akhirnya menimbulkan konflik internal. Ini bukan soal bantuan saja, tapi soal keadilan,” tegas Adnan, di Lantai 2 Gedung DPRD Samarinda, Kamis (19/6/2025).
Ia mempertanyakan efektivitas mekanisme distribusi bantuan yang berbasis kuota per kepala keluarga (KK), mengingat jumlah bantuan yang terbatas kerap tak sebanding dengan data warga terdampak di masing-masing RT.
Adnan menyarankan agar Pemkot dan instansi terkait tidak memaksakan bantuan dibagi rata ke tiap KK bila logistik terbatas.
Sebaliknya, ia menilai pendekatan dapur umum jauh lebih rasional dan adil, serta menghindari friksi antarwarga.
“Kalau bantuannya sedikit, jangan dibagi per KK. Bisa fokuskan di dapur umum, jadi semua bisa mengakses makanan secara setara. Itu lebih menenangkan warga ketimbang ada yang merasa dianaktirikan,” jelasnya.
Adnan juga menegaskan bahwa meskipun DPRD memiliki fungsi pengawasan, namun dalam hal teknis distribusi di lapangan, pihak seperti kelurahan, kecamatan, dan RT, perlu punya koordinasi yang solid dan terbuka.
“Kalau pendataan dan komunikasi di tingkat bawah baik, masalah ini bisa dicegah. Tapi kalau main bagi langsung, tanpa transparansi, ya akhirnya ricuh,” tambahnya.
Ke depan, ia mendorong agar Pemkot mendesain ulang skema penanganan bencana, tidak hanya dari sisi tanggap darurat, tetapi juga aspek sosial pascabencana.
“Bantuan tak cukup hanya disalurkan. Harus dipikirkan dampaknya, termasuk rasa keadilan warga. Kalau tidak, nanti banjir sudah surut, tapi luka sosialnya masih membekas,” pungkasnya. (lis)