‘Airlangga Hartarto’ Sejarah Dan Kaya Kader Modal Kaltim Untuk Lumbung Suara Golkar 2019

SAMARINDA – Menjadi pemenang di 9 Pemilihan Gubernur dan 82 Pemilihan walikota dan Pemilihan Bupati pada pilkada serentak 2018 ini, mempermulus tekad Golkar menjadikan ketua umum nya Airlangga Hartarto sebagai calon Wakil Presiden untuk mendampingi Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Meskipun dalam Pilgub Kaltim Golkar kalah, tak menyurutkan Mentri Perindustrian kabinet Kerja ini melihat Kaltim menjadi lumbung kemenangan Golkar di 2019 nanti.

“Khusus Kaltim yang kaya resources, kita masih menguasai 8 DPR tingkat 2 dari 10 Kota/Kabupaten, dan itu masih solid untuk menang di 2019,” Sebut Airlangga anak dari Hartarto Sastro Soenarto (Mantan Mentri Perindustrian RI periode 1983 – 1993).

Sebelum melakukan silahturahmi kader Golkar se – Kalimantan Timur, Sabtu malam (7/7) di salah satu hotel berbintang di Kota Minyak. Airlangga sempat melakukan kunjungan ke kawasan ekonomi Bontang. Pasalnya pabrik pupuk yang sekarang disebut PKT (Pupuk Kaltim) di bangun pada masa ayah nya menjabat sebagai Mentri Perindustrian 1983-1993 (Almarhum Hartarto Sastro Soenarto).

“Kawasan tersebut di bangun pada periode ayah saya menjabat Mentri Perindustrian, dan itu sebuah kebanggaan,” Sebut nya.

Lanjutnya, ayah saya membangun pabrik pertama yang sebetulnya pabrik yang ada di atas kapal milik pertamina di pindahkan ke darat, dan jadi lah kawansan ekonomi Bontang.

Sedikit sejarah; Tahun 1997 sebuah proyek pupuk lepas pantai di mulai di atas dua buah kapal milik pertamina, atas pertimbangan teknis sesuai Keppres 43/1975 kemudian di pindah ke darat, dan melalui Keppres 39/1976 pertamina menyerahkan pengelolaan kepada Kementrian Perindustrian. Pembangunan Pabrik Kaltim -1 di mulai 1979 dan beroperasi komersil pada awal tahun 1987.

Kaltim merupakan daerah bersejarah bagi keluarga Airlangga Hartarto, selain kontribusi ayah nya Almarhum Hartarto Sastro Soenarto dalam pembangunan pabrik pupuk di Bontang, Rumah Sakit (RS) Tentara di Kota Balikpapan yang bernama Rumah Sakit Dr R Hardjanto juga bagian sejarah keluarga Hartarto.

“Dr R Hardjanto merupakan saudara kandung dari ayah saya Hartarto Satro Soenarto, kami punya sejarah dalam dengan Kalimantan Timur,” Sebut Airlangga Hartarto pria Kelahiran Surabaya.

Dengan sejarah yang di banggakan nya dan sebaran partai Golkar di parlemen tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten, di hadapan ratusan kader Golkar yang hadir, Airlangga mengungkapkan sikap optimis terhadap Kalimantan Timur akan menjadi lumbung kemenangan partai Golkar dan optimis memenuhi target 18 persen di pemilihan legislatif mendatang.

“Ke depan target kita 18 persen, ini kenaikan dari tahun sebelumnya. Tugas DPD tingkat 1 dan 2 di Kaltim adalah nambah Kursi, apa kader-kader semua yakin,” Tegas nya ke pada kader Golkar yang Hadir di sambut teriakan ‘sanggup’ dan riuh tepuk tangan.

Dengan total 8 kursi DPR RI jatah Kaltim, Ia menargetkan Kaltim untuk menambah 1 kursi di DPR RI yang sebelumnya hanya 2 kursi yang di isi Mahyudin dan Hetifah Sjafudian. Dan 17 kursi target untuk DPRD Provinsi yang sebelumnya 13 kursi.

“Kalau punya 8 kursi pimpinan legislatif Kota/Kabupaten di tambah kursi ketua dan anggota DPRD Provinsi maka tentu wajib hukumnya targetkan 3 kursi DPR RI, dan 17 kursi DPRD Provinsi untuk Pileg 2019, Sanggup” Seru Airlangga dan di sambut teriakan ‘sanggup’ oleh ratusan kadernya.

Iya pun menyebutkan tugas mencapai target di daerah itu ada pada ketua harian Makmur HAPK.

Berdasarkan Survei dari berbagai sumber Airlangga menyebutkan ada 4 hal yang mesti di perjuangkan kader Golkar dalam kontestasi legislatif 2019 mendatang.

Pertama, “Kader Golkar mesti mendorong akses mudah bagi rakyat di Kota/Kabupaten memperoleh sembako murah,” lalu.

Kedua, memperluas lapangan pekerjaan bagi warga Kota/Kabupaten dan ketiga, perumahan layak untuk rakyat, Pungkas Nya.

Dan yang ke empat, dalam kerangka menyambut revolusi industri 4.0 era digital setiap kader Golar mesti memanfaatkan penggunaan teknologi untuk membangun kesejahteraan dan kemajuaan sumber daya manusia berbasis pembangunan berteknologi digital.

Semisal gelombang tenaga kerja asing yang masuk ke industri kerja Indonesia, menurut Happy bone Zulkarnain Koordinator bidang HanKam, Luar Negeri dan Dispora, DPP partai Golkar memperjelas, “Era industri ini era digital, bukan sekedar komputerise, jadi dalam era ini kita perlu mempersiapkan rakyat kita yang kompotitif,i untuk menghadapi tenaga kerja asing yang cenderung profesional, yang barang kali sulit di imbangi oleh rakyat kita,” Jelas Happy Bone.

“Kita perlu mempersiapkan rakyat kita, agar tidak menjadi bangsa yang marjinal, tidak terpinggirkan karena itu. Semisal di departement perindustrian membuat vokasi-vokasi yang kemudian rakyat siap dengan era digital tersebut.” Lanjut Bone Zulkarnain.

Vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Pendidikan vokasi mencakup program pendidikan diploma I (D1), diploma II (D2), diploma III (D3) dan diploma IV (D4). Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma (Ahli Madya), A.Md (Ahli Madya).

Senggang acara saat di konfirmasi terkait kedatangan Isran Noor yang mendukung Ia maju sebagai calon Wakil Presiden 2019 nanti, Airlangga yang di temuin jurnalis beritainspirasi,info mengatakan;

“Amin” Di jawabnya sambil lalu bercanda dengan awak media. (Red)