Beri.id, SAMARINDA – Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman, Samarinda, Aji Sofyan Effendi menyebutkan Program smart citty mestinya menjadi sebuah keniscayaan program yang ditawarkan para calon walikota Samarinda yang akan bertarung pada tahun 2020 kedepan.
Dirinya mengakui, hingga kini belum mengetahui isi kepala para kandidat yang masuk dalam bursa calon. Namun ada sejumlah baleho yang ia anggap masih lagu lama dalam perspektif marketing politik yang menurutnya itu tidak laku laku amat. “Iya seperti menyelesaikan banjir,”ungkapnya.
Disebutnya bahwa semua program yang ditawarkan para kandidat merupakan program klasik. Padahal kata dosen Unmul ini ditengah problematika yang ada dikota Samarinda mestinya visi dan misi para calon mengarah dalam rangka menyambut ibukota negara yang baru.
“Sekarang kamu lihat, dari baliho yang ada umumnya hanya setor wajah,” paparnya.
Dirinya menjelaskan, sebelum menjadi kota penyangga IKN, Samarinda sudah memiliki setumpuk persoalan, seperti Persoalan yang berhubungan dengan air bersih, persampahan, kekumuhan, banjir, kemiskinan dan ketenagakerjaan serta lain lain.
Menurutnya calon pemimipin kota Samarinda kedepan harus yang smart, yang cerdas. “Bukan Walikota yang melihat Samarinda kekinian tetapi walikota yang harus memikirkan Samarinda sampai ke 2025 dalam peletakan batu pertama IKN,” ungkapnya.
“Artinya apa, visi dan misi walikota kedepan harus sudah lebih kompleks dari segala macam persoalannya,”sambung Aji Sofyan.
Konsep smart citty yang belum berjalan maksimal saat ini dinilai Aji Sofyan menjadi keniscayaan yang tidak bisa ditawar lagi sebagai iconik calon walikota kedepan.
“Mau tidak mau, Samarinda harus melakukan sebuah konsep yang disebut smart city. Konsep ini efektif dan efisien untuk jalanya pemerintahan yang terkoneksi dengan berbagai teknologi,” ujarnya.
(Jr/*)