BONTANG – Pasca dikeluarkannya statemen Ketua DPD Golkar Kaltim Rudy Mas’ud yang akan melakukan evaluasi pasca pilkada. Terkhusus Kota Bontang yang dalam hasil real count KPU, jagoannya Neni Moerniaeni – Joni harus tertunduk di bawah kekuatan basis pasangan Basri Rase – Najirah.
Merespon hal itu, Ketua DPD II Golkar Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam berencana akan menindaklanjuti arahan dari pimpinannya di tingkat provinsi untuk laksanakan evaluasi, yang juga menjadi agenda rutin partai.
“Baik menang sekalipun kita tetap akan evaluasi. Nah, kalau sekarang kita akan evaluasi kinerja politik selama Pilkada,” ujar Andi Faiz, Kamis (17/12).
Lebih lanjut, Andi Faiz sapaannya, sudah mengantongi alasan penyebab kekalahan pasangan Ne-Jo ini.
Salah satunya, perihal loyalitas kader partai yang dinilai kurang maksimal dalam berkerja untuk memenangkan calon usungan partai berlogo beringin ini.
“Kita di tingkat II ini kan gak bisa memecat, hanya melaporkan saja. Nanti tergantung pengurus DPD I dan DPP Golkar yah,” ucap Faiz.
Selain itu, yang menjadi perhatiannya adalah persoalan pemilihan isu-isu politik yang seharusnya dapat menguatkan posisi calonnya. Kemudian pemetaan kekuatan politik, yang juga dinilainya kurang.
“Kenapa kita bisa kalah di titik-titik, dimana saja irisan pemilihan kita yang lemah,” terangnya.
Dalam rencana agenda evaluasi itu, salah satu agenda selain membahas soal kekalahannya di dalam pilkada 2020 ini. Menjadi fokusnya juga berkaitan dengan persiapan pemenangan pada agenda politik di tahun 2024 mendatang.
Ketika di singgung soal sikap DPD Golkar Bontang dalam pemerintahan, Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Bontang ini menjawab kalau akan tetap sejalan dengan pemerintah. Namun jika merugikan masyarakat, maka akan tetap dikritisinya.
“Golkar ini bukan partai oposisi, tapi kita memihak ke pemerintahan yang pro rakyat. Kalau tidak yah kita akan kritisi,” pungkasnya. (ESC)