SAMARINDA – Komisi II DPRD Kaltim punya angan besar wujudkan Kaltim sebagai lumbung pangan.
Apalagi Benua Etam punya potensi lahan cukup menjanjikan bagi pengembangan sektor pertanian dalam mendukung ketahanan pangan.
Ditengah potensinya itu, anggota komisi II DPRD Kaltim Sutomo Jabir mengatakan kebutuhan pangan di Kaltim masih banyak disuplai dari daerah lain seperti dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
“Sebagai wakil rakyat, saya melihat, bahwa pertanian di Kaltim belum maju dan masih jauh dari yang kita harapkan. Karena kebutuhan pangan utama seperti padi, beras, jagung, dan hasil pertanian lainnya, belum dapat kita penuhi secara utuh,”ungkapnya dikonfirmasi Kamis, 12 Agustus 2021.
Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pertanian, terutama dari Pemprov Kaltim.
Olehnya itu kata Jabir, di antara upaya yang bisa segera dilakukan Pemprov Kaltim, yakni melakukan pemetaan terhadap potensi pertanian di seluruh wilayah kaltim, untuk mengetahui potensi dan kemampuan daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Caranya dapat melalui koordinasi dan sinergi pelaksanaan program antara provinsi dan kabupaten dan kota berbasis data yang akurat, termasuk data potensi lahan yang dimiliki Kaltim, data petani aktif, data bantuan pemerintah, dan data hasil produksi per tahun,”ungkapnya.
Yang tidak kalah pentingnya, yakni mencari solusi kelangkaan pupuk dan memastikan pupuk subsidi dinikmati petani yang betul betul tidak mampu, kelangkaan pupuk subsidi harus dikomunikasikan dengan pemerintah pusat.
Bersamaan dengan itu, Komisi II DPRD Kaltim juga berkunjung ke Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara pada
Mereka mengunjungi UPTD BBI Tanaman Pangan dan Holtikultural, Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim didaerah tersebut.
Jabir mengatakan, pada kegiatan di Lamin Agrowisata Batuah itu, pihaknya sekaligus melaksanakan Rapat Dengar Pendapat untuk membahas program Dinas Pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Kaltim.
Politisi PKB ini berharap agar ada inovasi dalam memajukan pertanian Kaltim. Termasuk mendorong UPTD Batuah sebagai sentra pertanian berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura.
Misalnya, penyediaan bibit unggul, pola bertani yang baik, dan bagaimana membuat pupuk secara organik untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.
“Secara khusus untuk UPT Batuah, bagaimana agar bisa menjadi sebagai miniatur pertanian di Kaltim. Artinya, semua jenis tanaman yang potensi dibudidayakan di sana, supaya pertanian di wilayah Kaltim bisa tercermin di UPTD Agrowisata Batuah,”tutupnya. (Fran)