SAMARINDA – DPRD Kota Samarinda laksanakan rapat pembentukan tim panitia khusus yang fungsinya mengawal pendapatan dan aset daerah. Rapat tersebut dilaksanakan di gedung lantai 2, kantor DPRD kota Samarinda Jl. Basuki Rahmat No.2.
Dalam rapat tersebut Anhar SK dari Anggota Komisi 3 Fraksi Partai PDI Perjuangan terpilih menjadi ketua pansus, dan Laila Fatihah dari Fraksi PPP sebagai wakil ketua pansus pendapatan dan aset.
Ketua pansus pendapatan dan aset Anhar mengatakan bahwa urgensi dibentuknya pansus ini sebagai upaya mendompleng pendapatan asli daerah (PAD) kota tepian. Karena pendapatan kota samarinda yang cenderung menurun dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang.
“Sumbangsih pendapatan asli daerah (PAD) untuk APBD kita itu sangat kecil, jadi hampir sekitar 85 persen APBD kita itu hanya dari dana perimbangan. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan fiskal kota samarinda itu masuk dalam kategori tidak mampu,” kata Anhar, saat ditemui wartawan usai rapat pansus, pada Rabu (24/6/20).
Menurunya status kota Samarinda sebagai Ibukota Kalimantan Timur, yang memiliki orientasi pendapatan di sektor jasa seperti perhotelan, hiburan, restoran, dan perumahan yang seharusya bisa mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Ia merasa heran dengan pendapatan yang ada hanya sampai di angka 500 Milyar.
“Kita lihat sekarang. Kendaraan bermotor inikan hampir setiap tahun ada peningkatan, papan-papan reklame waktu pandemi juga gak ada masalah, restoran-restoran juga tidak tutup karena masih bisa take away,” terangnya.
Atas dasar inilah kemudian mendorong pansus ini dibentuk. Menurutnya jika Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak dapat berkerja dengan baik untuk meningkatkan pendapatan di daerah maka langkah pemerintah kota harus segera menggantinya. Untuk menyelamatkan posisi APBD kota tepian.
“Kalau memang aparaturnya tidak bisa bekerja, ya ganti. Contoh seperti kepala dinas pemukiman, orang yang sudah tidak bisa bekerja kok dipaksakan disitu, gimana ?,” tegasnya.
Politisi PDI Perjuangan ini juga menegur keras kepala dinas pendapatan daerah (dispenda). Ia menegaskan jka pendapatan darah hanya 500 Milyar, maka anak SMA pun bisa mengatur strategi untuk mendapatkan hasil yang demikian.
“Kalau hanya 500 Miliyar mah, Anak kelas 3 SMA pun itu bisa jadi kepala dinas. Karena samarinda ini sangat strategis tempatnya. Bahkan di malam hari data warga sudah hampir di angka satu juta jiwa, karena warga yang berada disekitar kota Samarinda itu masuk ke kota. Tujuannya itu mall, hotel, dan tempat-tempat hiburan,” pungkasnya. (Esc)