SAMARINDA – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tahun 2020 diperkirakan akan merosot dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari senilai Rp 10,83 Triliun. Tahun 2021 diperkirakan hanya sekitar Rp 9 Triliun.
Dengan anggaran yang minim, Pemerintah prvinsi Kaltim mengusulkan Multi Years Contrak (MYC) masuk pada pembiayaan APBD 2021. Padahal dari anggaran itu memungkin akan mengurangi jumlah pembiayaan pada sektor lain seperti pendidikan.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, M Samsun mengatakan MYC yang diusulkan merupakan jalan nasional. Mengenai kewenangan, berdasarkan pertimbangan sejumlah wakil rakyat di Karangpaci, seharusnya dibiayai melalui APBN.
Namun begitu kata politisi partai PDI Perjuangan itu, saat ini pihaknya masih mencarikan solusi agar hal tersebut bisa dibijaksanai. Melihat dari kondisinya, proyek yang diusulkan itu sifatnya urgent .
“Makanya ini sedang kita cari solusinya. Agar hal tersebut bisa dibijaksanai. Pemprov baru mengusulkan MYC itu dan tiba- tiba pas rapat Banggar,” urai Samsun usai rapat Banggar di lantai 1 gedung E, Senin (19/10/2020).
Saat ini, pembahasan APBD terus berjalan, DPRD Kaltim masih memiliki waktu pembahasan sampai bulan November 2020. Semua penggunaan anggaran masih sebatas usulan, termasuk dua proyek MYC tersebut.
Samsun menyebutkan, semua akan menjadi final saat sudah diputuskan pada saat rapat paripurna nantinya.
Walaupun demikian, Samsun menegaskan bahwa dirapat paripurna akan diputuskan terkait hal itu.“Nanti paripurna DPRD yang akan memutuskan itu (MYC) apakah menggunakan APBD atau APBN,”urainya.
Diketahui nilai usulan kedua proyek itu kurang lebih Rp500 Miliar, pro kontra pun terjadi diinternal DPRD Kaltim. Karena dari nominal itu tidak digunakan satu ketukan anggaran. Tetapi bebera tahun berjalan.
Dibebankannya nanti per tahun yang perlu dibahas karena MYC hanya disetujui di awal, seterusnya hanya akan mengatur cash flow saja. “Kita mengalir saja sesuai dengan jadwal yang kita tentukan limitnya nanti 30 november untuk penandatangan apbd 2021,” pungkasnya.
(Fran)