SAMARINDA – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tahun anggaran 2021 alami penurunan secara drastis. Semula sebesar Rp 10,28 triliun berkurang menjadi kurang lebih Rp 9 triliun.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu mengatakan salah satu item terjadinya penurunan itu adalah pendapatan asli daerah yang dipisahkan juga menurun, misalnya Perusda.
“Sebagai contoh misalnya Perusda MMP, dulu kan menyetor sebesar Rp 200 Miliar. Nah sekarang turun menjadi 42 miliar saja,”katanya saat dikonfirmasi usai melaksanakan rapat Banggar di Komplek gedung DPRD Kaltim, Selasa (06/10/20).
Selain itu ada juga dari Dana Bagi Hasil (DBH) dari pusat. Terutama dari sektor batu bara, ditaksir turun hingga 600 miliar. Semula 1,7 triliun dan sekarang 1,0 triliun saja. “Jadi turunya sekitar 600 miliar lebih,”sebutnya.
Atas hal itu kata dia. Kedepan harus dipertanyakan terjadinya penurunan itu karena apa.
Menanggapi hal itu, Kepala Bapeda Kaltim HM Aswin menerangkan bahwa pendapatan tersebut nantinya akan dibahas lebih lanjut bersama Banggar.
Penurunan pendapatan dari sektor perkebunan dan pertambangan batu bara kata dia yang membuat proyeksi APBD Murni Kaltim TA 2021 menurun drastis.
“Beberapa kegiatan di perkebunan juga jatuh karena sebagian besar hasil kita kalau dari Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa diperbarui itu dari perkebunan sawit. Kemudian pertambangan batu bara sekarang juga lagi turun harganya dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan itu juga banyak yang berhenti,” urainya.
(Fran)