SAMARINDA – Sejumlah muda mudi Adonara akhirnya menggelar rapat perdana di Tepian Mahakam Samarinda, Minggu (20/1/18) malam. Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari rencana pembentukan organisasi. Sebuah wadah kebersamaan bagi kaum muda Adonara yang menetap di Samarinda dan sekitarnya.
Rapat mengalir santai. Secara prinsip tidak ada perbedatan panjang terkait rencana pembentukan ini. Hanya saja butuh penajaman sehingga nantinya bisa mengakomodir seluruh kaum muda Adonara lintas profesi.
“Agenda rapat lebih ke teknis persiapan menuju struktur dan komitmen kawan-kawan. Mereka tampak semangat,” ungkap koordinator pembentukan wadah muda mudi Adonara, Atti kepada media ini.
Saat ini, kata Atti puluhan kaum muda Adonara sudah menghimpun diri. Mereka gencar melakukan sosialisasi kepada seluruh warga Samarinda asal Adonara, Flores Timur- NTT agar bisa memberi dukungan dan partisipasi dalam pembentukan organisasi ini.
“Kita mulai menyisir dan mensosialisasikan rencana pembentukam organisasi ini kepada warga Samarinda yang berasal dari Adonara (Lewutet -Dalam bahasa Adonara-) agar segera merapat. Mungkin ada yang tidak saling mengenal, wadah ini bisa jadi pemersatu,” tutur dia.
Mahasiswi jurusan Bahasa Inggris Universitas Widyagama ini mengungkapkan kehadiran teman-teman malam ini selain mendorong percepatan pembentukan, ini juga sebagai bentuk komitmen muda mudi Adonara untuk berkarya membangun Samarinda.
Niat serta ide besar membangun organisasi ini berawal dari inisiatif beberapa muda mudi Adonara yang merindukan kebersamaan dalam sebuah wadah. Atas dasar itu semangat ini kemudian diterjemahkan menjadi gerak nyata.
Tempat ini juga diharapkan menjadi ajang kreasi kaum muda mempromosikan budaya lamaholot, sekaligus menghidupkan kembali nilai lamaholot bagi Lewutet yang sudah menetap lama di Samarinda. Termasuk memberi warna bagi tatanan budaya masyarakat Kaltim.
“Kita akan rapat lanjutan pekan depan untuk memantapkan persiapan menuju pembentukan struktur kepengurusan yang dikemas dalam bentuk rapat akbar muda mudi Adonara,” pungkasnya. (*)
