Banyak Lahan Kelapa Sawit di Kaltim, DPRD Dorong Hadirnya Industri Hilir Bertaraf Nasional

SAMARINDA – Dorongan dan dukungan pemerintah masih dirasakan kurang dalam uoaya membangun industri hilir kelapa sawit di Kaltim.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lahan kelapa sawit di Kaltim, tetapi belum banyak industri hilir atau barang jadi dari barang olahan kelapa sawit yang mampu masuk ke pasar nasional.

dprdsmd ads

Banyaknya lahan sawit di Kaltim ini juga diamini oleh anggota DPRD Kaltim, Suterisno Toha.

“Kaltim sudah lebih dari 10 tahun terakhir menjadi tempat tumbuh kembangnya kelapa sawit, sudah puluhan ribu hektar lahan tidur menjadi wadah tanaman sawit. Bahkan, hingga hari ini sudah banyak pabrik pengolahan crude palm oil (CPO),” katanya.

Padahal, Kaltim disebut-sebut menjadi salah satu provinsi penyumbang kebutuhan CPO terbesar nasional dengan mencapai 3,5 juta per tahun dan ditarget terus mengalami penambahan ditahun berikutnya.

Untuk hal itu, semestinya, Kaltim mampu menjadikan daerah ini menjadi pusat industri hilir sawit.

Beberapa industri hilir dari kelapa sawit yakni, minyak goreng hingga kosmetik.

“Pemerintah sudah seharusnya mendorong perusahaan yang ada untuk berani membuka pabrik industri hilir sawit dengan memberikan jaminan kemudahan perizinan dan pinjaman modal usaha yang memadai,” katanya.

Logo DPRD Kaltim

Di sisi lain, Terpisah Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, apapun hilirisasi yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit akan memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian.

Untuk itu, Kaltim harus bisa menghadirkan produk turunan kelapa sawit yang dibutuhkan masyarakat.

Nanti bisa saja di Kaltim ada pabrik minyak goreng, mentega, dan sebagainya. Bergantung pelaku usaha melihat pasar yang ada seperti apa. “

Tentu itu jadi harapan kita bersama. Efeknya terhadap ekonomi sangat besar,” ungkapnya.

Nilai tambah yang dihasilkan dari hilirisasi kelapa sawit, tambahnya, bakal menghasilkan peningkatan kontribusi pada produk domestik regional bruto (PDRB). Lalu, jika hilirisasi ini memiliki pabrik maka akan menghasilkan tenaga kerja.

“Jadi apapun industri hilirnya sangat potensial. Tinggal bagaimana pemerintah bisa meyakinkan investor untuk mau menanamkan investasinya di Kaltim,” tutupnya. (*)