BONTANG – Banjir masih menjadi problem serius yang harus diselesaikan pemerintah. Pasalnya, bencana ini sudah pasti melanda kota Taman setiap tahunnya. Tentu banyak pihak yang merugi.
2019 lalu, DPRD Bontang bahkan sudah membentuk tim pansus untuk penanganan banjir.
Terdapat 16 poin yang diusulkan tim pansus. Satu diantaranya adalah usulan alokasi 10 % dari totao seluruh APBD kota taman ini. Selama periode tiga tahun anggaran.
Namun, pada praktiknya solusi itu dinilai belum maksimal dalam atasi persoalan banjir Bontang.
Saat ditemui, Walikota terpilih Basri Rase ucapkan bahwa banjir memang masih menjadi masalah utama yang ada di Bontang.
Pada proses transisi kepemimpinan nantinya, ia berjanji akan kembali mengawal rekomendasi yang berangkat dari tim pansus.
“Iya kalau saya sudah dilantik nanti, alokasi anggaran 10 persen untuk atasi banjir masih saya lanjutkan,” Terang Basri saat usai rapat virtual dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam pembahasan Refleksi dan Proyeksi pelaksanaan Pilkada 2020, di Command Center Bontang, pada Senin (14/12) lalu.
Selanjutnya Basri menegaskan, persoalan banjir ini masuk dalam program prioritas saat kampanye dengan pasanganya, Najirah.
“Iya nanti pasca di lantik, persoalan ini dulu yang akan kita fokuskan untuk diseleasikan,” sebut Basri.
Salah satu yang menjadi langkah awalnya adalah pembangunan folder pengendali banjir. Yang mana, solusi folder ini sudah di perbincangkan di pemerintahan. Hanya saja masih belum di eksekusi.
“Iya termasuk folder kita juga akan dipercepat. Terus kita akan menormaliasi sungai-sungai yang sudah banyak sampah dan lumpurnya.” tutup Basri. (Esc)