SAMARINDA – Selama masa pandemi Covid-19, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi pilihan utama. Hadir sebagai solusi dalam mengatasi keterbatasan pelaksanaan pembelajaran selama masa pembatasan sosial.
Diharapkan PJJ menjadi tulang punggung atau penyokong dalam mendukung proses pembelajaran di pendidikan pada era new normal ini.
Namun, selama pembelajaran jarak jauh masih ditemui berbagai permasalahan.
“Diantaranya terbatasnya sarana prasarana IT, rendahnya sinyal karena letak geografis Kaltim, mahalnya pulsa/paket data, dan ketidakpahaman beberapa tenaga pengajar terhadap teknologi”, kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur dalam workshop pendidikan bertajuk “Pembelajaran Jarak Jauh sebagai Role Model Pembelajaran di Era New Normal”.
Workshop itu dilaksanakan di hotel Bumi Senyiur Samarinda, Rabu (21/10/20). Dihadiri oleh Kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB se kota Samarinda.
Hadir sebagai pembicara Hetifah Sjaifudian selaku Wakil Ketua komisi X DPR RI, Anwar Sanusi selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, Hari Murti selaku Kepala PGRI Kota Samarinda, Endang selaku Sekretaris Dinas Pendidikan kota Samarinda, dan Isnawati selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945.
Ketua PGRI kota Samarinda menyampaikan bahwa terdapat unsur-unsur dinamis pendukung PJJ, antara lain motivasi, bahan belajar, alat bantu, sarana prasarana, kondisi siswa, suasana belajar, dan orang tua.
“Kepala sekolah dan guru harus menjadi motivator, yang memotivasi dalam kondisi pandemi, supaya para siswa bersemangat untuk terus berprestasi meski saat pandemi”, terangnya.
Legislator Kaltim, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan bahwa Pemerintah telah melakukan banyak terobosan untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait PJJ.
Namun demikian kunci keberhasilannya terletak pada sumber daya manusianya.
“Kepala sekolah dan guru memiliki peran sentral. Kreativitas dan inovasi harus ditingkatkan” jelasnya.
Lebih lanjut wakil ketua komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan ini menyampaikan di saat PJJ ini perlunya upaya sinergi pendidikan dengan ekonomi kreatif, misalnya dalam pembuatan media pembelajaran digital yang kreatif.
“Banyak anak-anak muda Kaltim yang ahli di bidang digital, game developer, desain komunikasi visual dll, bisa bersinergi membuat media pembajaran siswa, sehingga siswa bisa melaksanakan PJJ dengan cara yang menyenangkan” tutur Hetifan.(Fran)