Bisnis Perhotelan Lesu, 23 Hotel di Bontang Terancam Gulung Tikar

Ketua PHRI Cabang Bontang Rustam. (Sulaiman/beri.id)

BONTANG – Hantaman ekonomi ditengah pandemi, masih terasa hingga sekarang. Akibatnya, 23 bisnis di bidang perhotelan di Kota Bontang terancam gulung tikar. Karena aktivitas sewa hotel terlihat tidak alami pertumbuhan sejak Maret 2020, hingga saat ini.

Ketua Pengusaha Hotel Republik Indonesia (PHRI) Cabang Bontang Rustam, mengeluhkan usaha perhotelan di Bontang yang tidak memunculkan perkembangan yang berarti.

Meski sebelumnya pemerintah sudah mengeluarkan aturan untuk melonggarkan peraturan di masa pandemi, melalui relaksasi ekonomi.

Tentu hal ini mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) di tahun 2020 dari sektor perhotelan. Yang di tahun ini hanya berhasil mengumpulkan pundi keuntungan kurang dari 1 Milyar.

“Meski di bulan Juli sudah relaksasi. Tapi yah tetap begitu saja, paling untung 30 sampai 50 persen,” kata Rustam, saat ditemui media ini, diruang kerjanya. Selasa (23/2).

Kelimpungan. Tidak alternatif yang bisa dijalankan untuk menyelamatkan keterpurukan ini.

Sebenarnya ada jalan keluar yang dapat diambil, dengan memanfaatkan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Kota Bontang tentang kepariwisataan.

Namun, Perda tersebut masih dalam proses pembahasan. Belum ada produk hukum yang dapat memberi backup terhadap majunya pariwisata yang dapat berdampak pada bisnis perhotelan.

“Kami sudah ada garap aturannya, karena sejauh ini belum terdapat aturan yang mendorong pariwisata di Bontang,” ungkapnya.

Anggota DPRD Bontang Bontang ini, mengatakan sejauh ini pihaknya sedang menggodok aturan perda yang dapat meningkatkan PAD Bontang.

Yang saat ini sedang di bahas dan dikaji oleh bagian hukum pemerintah Kota Bontang.

“Kami sedang membahas itu, tinggal satu tahapan lagi” ucapnya.

Selain itu, perlu juga bagian pemerintah dibuatkan dinas tersendiri yang membidangi bagian kepariwisataan. Sehingga alokasi anggaran dapat dikonsentrasikan di bidang pariwisata.

Karena sejauh ini karena di Bontang dinas yang menangani urusan kepariwisataan, merupakan dinas yang membidangi tiga bidang sekaligus, yakni pemuda, olahraga, dan pariwisata.

“Satu dinas membidangi 3 bagian sekaligus, jadi tidak konsentrasi anggarannya ke bidang pariwisata,” ungkapnya.

Ia pun berharap agar ke depan dapat dibuatkan dinas yang khusus membidangi bagian pariwisata. Dengan harapan promosi pariwisata di Bontang dapat di kampanyekan dengan maksimal.

Juga target untuk mendapatkan perhatian dari wisatawan luar daerah, bisa menumbuhkan geliat pariwisata di kota Bontang. Kemudian akan berdampak pada bisnis perhotelan yang menjadi salah satu penopang PAD Bontang. (Esc)

kpukukarads