BONTANG – Kabar buruk untuk Bontang, proyek pembangunan kilang minyak yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) di batalkan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati nyatakan proyek pembangunan kilang minyak atau proyek strategis pembangunan Grass Root Refinery (GGR) di Bontang kabarnya dibatalkan.
Pernyataan itu juga diperkuat oleh Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih yang menyebutkan adanya permasalahan terkait keterbatasan lahan yang dimiliki pemerintah di Bontang.
Ketua tim percepatan pembangunan kilang minyak Bontang, yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda), Aji Erlynawati mengakui, jika wacana pembangunan GGR itu dibatalkan dari PT Pertamina (Persero).
Ia menyebutkan, Pertamina membatalkan proyek strategis ini karena beralasan keterbatasan lahan dari Pemkota Bontang.
Padahal, kata dia, Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) telah disahkan sebagain lahan industri untuk pembangunan Kilang di Bontang.
“Iya info terakhirnya dibatalkan. Alasannya si karena lahan. Padahal kan kita sudah siapkan RTRW nya,” terangnya saat dikonfirmasi melalui telpon, pada Selasa (19/01).
Kemungkinan, pihak PT. Pertamina (Persero) kembali merevisi atas kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang. Karena sejauh ini Pemkot Bontang telah menyediakan lahan yang sesuai permintaan dari investor sebelumnya.
“Saya juga belum tahu alasan jelasnya. Namun sejauh ini kita sudah siapkan lahan untuk kawasan industri buat pembangunan kilang. Cuman mungkin dari PT Pertamina menambah kebutuhan lahan. Sehingga menganggap ketersediaan lahan yang dimiliki Pemkot Bontang masih kurang,” terangnya.
Lebih lanjut Iin sapaannya mengakui, jika sebelumnya tidak ada komunikasi terkait keputusan PT. Pertamina (Persero), yang membatalkan wacana pembangunan GGR ini.
Namun, langkah selanjut yang akan ditempuh, pihaknya berencana melakukan koordinasi ke pemerintah pusat terkait keputusan tersebut.
“Iya pasti kita akan bangun komunikasi lagi. Karena belakangan ini komunikasi dari tim kita ke pusat sempat terhambat akibat kondisi pandemi,” ucapnya.
Bahkan dalam waktu dekat, ia juga berencana akan melakukan evaluasi terhadap kinerja dari tim percepatan pembangunan kilang minyak.
“Iya kita akan evaluasi kinerja kita selama ini. Dimana aja kelemahannya,” ungkapnya.
Diakhir, dirinya menegaskan akan tetap berusaha dalam mengawal program nasional ini. Ditambah lagi, akan memberikan dampak baik dalam pembangunan di Bontang pasca migas.
“Kan Perpresnya juga belum dicabut dari pemerintah pusat. Jadi kita masih usahakan,” pungkasnya. (Esc)