MAMUJU – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data sementara kerugian akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1) lalu.
Data sementara BNPB per 26 Januari 2021 mencatat total kerusakan dan kerugian akibat gempa tersebut mencapai Rp 829,1 miliar.
Angka tersebut dinilai dari sektor permukiman Rp365,3 M, sosial Rp76,9 M, ekonomi Rp5,13 M, lintas sektor Rp2,1 M dan infrastruktur Rp235 juta.
“Berdasarkan hasil sinkronisasi dan validasi sementara, kerugian yang ditimbulkan akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, ditaksir mencapai Rp829,1miliar,” kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Rifai, Rabu (27/01).
Total tersebut teridentifikasi untuk wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Data kerusakan di Majene meliputi rumah 4.122 unit, fasilitas ekonomi dan perkantoran 32 unit, fasilitas kesehatan 17 unit dan kantor militer 1 unit.
Sedangkan di Mamuju, total nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp379,3 miliar. Rincian nilai kerusakan dan kerugian sebagai berikut, permukiman Rp270,1 M, ekonomi Rp50,4 M, lintas sektor Rp39,9 M, sosial Rp17,4 M dan infrastruktur Rp1,3 M.
Data kerusakan di Mamuju antara lain, rumah 3.741 unit, fasilitas kesehatan 5 unit, jembatan 3 unit, Pelabuhan 1, mini market 1, perkantoran 1 dan hotel 1.
“Data kerusakan dan kerugian yang masih dinamis. Ini dilakukan oleh Tim Jitupasna dari Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB. Selanjutnya data ini akan dilaporkan kepada Gubernur Sulbar untuk langkah selanjutnya,”sebutnya.
Data susulan kata dia akan melalui proses yang sama, yaitu dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Data yang sudah ada akan diproses terlebih dahulu dan segera ditindaklanjuti.
“Langkah ini akan mempercepat pemulihan pascagempa. Pemulihan diharapkan dapat selesai pada Juni 2021 nanti, sesuai arahan Presiden Joko Widodo,”tutupnya. (Fran)