DBH Bontang Menurun, Begini Solusi Versi Kandidat Pada Debat Pilkada Bontang

Debat Kandidat Pilkada Bontang 2020. Paslon 01 dan 02 paparkan Visi Misi dan solusi terkait isu-isu ekonomi

BONTANG – Isu publik yang menjadi salah satu pertanyaan pada debat Pilkada kota Bontang, yakni berkaitan tentang penurunan Dana Bagi Hasil (DBH).

Pasalnya Bontang sendiri merupakan kota yang APBD-nya bergantung pada DBH. Hal ini dipengaruhi salah satunya oleh menurunnya harga minyak dunia.

dprdsmd ads

Ditahun 2020, Bontang menerima suntikan APBD dari DBH sebesar 444,9 Milyar. Sedang ditahun 2021 nanti, DBH Bontang hanya sebesar 345 Milyar.

Atas isu itu, pertanyaan dari tim penyusun dibacakan oleh Moderator Debat Lelyana Andryani.

“Padahal DBH menyumbang 65% dari APBD Bontang. Apa langkah kandidat untuk mendapat pendapatan dari non-DBH,” tanya moderator debat kepada calon Wali Kota Bontang Basri Rase dan Neni Moerniaeni, Sabtu (07/11) malam lalu.

Basri Rase mendapatkan giliran pertama, ia menyebutkan solusinya dengan mengoptimalkan pendapatan daerah dari wisata yang dimiliki oleh Bontang.

“Sebab dengan semakin lama mereka (wisatawan) tinggal maka PAD kita akan bertambah,” jawabnya.

Basri berusaha untuk memberikan narasi untuk melepaskan ketergantungan atas DBH. Dengan memberikan peluang kepada UMKM, melalui objek wisata yang nantinya akan kembali ke pengelolaan pemerintah Bontang.

Alternatifnya dengan membuka pasar khusus yang menjual produk lokal dari Bontang.

Selain itu, menekankan peran kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk menggunakan produk-produk lokal.

Serta dana stimulan sebesar 50 juta untuk setiap RT, menjadi solusi ditengah tujuannya dalam memajukan UMKM.

“Kami juga akan memberi stimulan Rp 50 juta per RT untuk membantu masyarakat terutama UKM,” lanjutnya.

Berbeda dengan Basri Rase yang berfokus pada pembangunan UMKM. Neni Moerniaeni lebih menekankan pertumbuhan pendapatan daerah melalui pembukaan kran investasi di Bontang.

Menurutnya, penurunan angka DBH ditambah lagi dengan musibah Covid-19 tidak menjadi alasan untuk membangun kota Bontang.

Justru saat ini, ditengah keterpurukan ekonomi di Indonesia. Bontang masih dapat menumbuhkan ekonominya, bahkan mencapai titik 6%.

“Datangnya investor untuk membangun Bontang City Mall, yang diharapkan mampu menyumbang pendapatan daerah,” ungkap Neni. (Esc)