Samarinda – Masalah banjir di kota Samarinda bukanlah masalah baru. Banjir selalu menjadi ancaman di setiap tahunnya.
Pun dengan pemerintah yang terus berupaya dalam rangka penanggulangan banjir ini.
Namun, sejauh ini penanganan banjir masih lebih banyak difokuskan pada dataran rendah.
Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Novan Syahronny Pasie justru menilai dataran rendah bukanlah hal yang substansial.
“Emang dataran kita rendah, tapi jangan sampai kita hanya stuck karena dataran kita rendah,” kata Novan baru-baru ini.
Dilanjutnya, bahwa salah satu yang menyebabkan banjir tak lain dari pembangunan rumah warga yang menghimpit sejumlah anak-anak sungai di kota Tepian.
Seperti anak sungai yang tembus ke Karang Asam. Kata Novan, aliran air tersebut mengalir dari belakang Kampus Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Jalan Wijaya Kesuma, Jalan Antasari hingga tembus ke pasar ijabah.
“Samarinda ini sebagian airnya masuk lewat situ kalau ada banjir, nah tapi masalahnya sungai itu terhimpit oleh rumah warga,” terangnya.
Hal ini, lanjut Novan, menjadi kendala dalam penanganan banjir di Samarinda. Jika ditertibkan dampaknya juga memicu permasalahan sosial terhadap warga yang menggunakan aliran sungai sebagai acuan untuk bangun rumah.
“Ini yang menjadi kendala saat melakukan normalisasi sungai, karena sudah ada kejadian seperti ini maka kita tidak ingin mencari siapa yang salah, tapi bagaimana solusi dari masalah ini,” lanjutnya.
Novan menyerahkan persoalan tersebut kepada Pemkot Samarinda yang memiliki kewenangan.
“Karena merekalah eksekutornya, kita di DPRD hanya memberikan masukan atas dampaknya,” lanjut Novan.
Novan berharap agar masalah banjir ini bisa diselesaikan satu persatu, sehingga ke depan kota Samarinda tidak lagi menjadi langganan banjir. (DODY/ADV)