Dinkes Samarinda Ingatkan Warga: Jangan Tunggu Viral Baru Panik, Cacingan Bisa Mematikan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda, Nata Siswanto. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda, Nata Siswanto, menanggapi kasus kematian tragis Raya, balita empat tahun asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang tubuhnya dipenuhi cacing gelang hingga menghembuskan napas terakhir.

Sempat mengguncang publik dan menjadi alarm keras bagi daerah lain.

Peristiwa ini menurutnya menunjukkan bahwa penyakit cacingan, sering dianggap sepele, dapat berakibat fatal jika diabaikan.

Namun ia menegaskan, kondisi di Samarinda masih terkendali.

“Program pemberian obat cacing berjalan rutin, terutama untuk anak-anak dan remaja. Sejauh ini tidak ada lonjakan kasus seperti di Jawa,” ujarnya saat ditemui di Kantor Dinkes Samarinda, Senin (25/8/2025).

Namun Nata menyoroti faktor utama di balik kasus Sukabumi, baik dari buruknya kebersihan, gizi tidak terpenuhi, dan pengasuhan anak yang terabaikan.

“Kasus itu ekstrem. Orang tua anak juga disebut memiliki gangguan jiwa, sehingga anak tidak terurus. Kalau gizi buruk dibiarkan, tubuh jadi lebih rentan infeksi cacing,” jelasnya.

Ia menambahkan, cacingan dapat menyerang semua usia, tetapi anak-anak paling rentan karena daya tahan tubuh lebih lemah.

“Cacing menyerap zat gizi dari tubuh, menyumbat aliran darah, dan menurunkan kadar hemoglobin hingga anak pucat dan lemah. Kadang kadar HB bisa turun sampai 6 atau 7, tapi gejalanya tidak langsung terasa,” ungkapnya.

Di Samarinda, pencegahan dilakukan melalui pemberian obat cacing massal secara berkala, terutama pada remaja perempuan yang rawan anemia akibat menstruasi.

“Selain obat cacing, pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan di sekolah. Tujuannya mencegah gangguan gizi yang bisa menurunkan daya tahan tubuh,” tegas Nata.

Meski tidak ada lonjakan kasus, ia mengingatkan agar masyarakat tidak terlena dengan status kota.

“Kota Samarinda bukan berarti bebas cacingan. Pola hidup bersih, konsumsi makanan bergizi, dan perhatian orang tua mutlak diperlukan. Jangan tunggu kejadian tragis dulu baru sadar,” katanya.

Faktor penyebab utama cacingan antara lain:

1. Lingkungan kotor, tanah dan air tercemar kotoran manusia atau hewan.
2. Kurangnya kebiasaan cuci tangan, sebelum makan atau setelah bermain.
3. Konsumsi makanan tidak bersih, atau tidak dimasak matang.
4. Gizi buruk, yang melemahkan daya tahan tubuh anak.
5. Kurangnya pengawasan orang tua dalam menjaga kebersihan anak.

Langkah mengatasi dan mencegah cacingan:

1. Minum obat cacing minimal dua kali setahun sesuai rekomendasi tenaga kesehatan.
2. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk membiasakan cuci tangan pakai sabun.
3. Memastikan asupan gizi seimbang untuk memperkuat daya tahan tubuh.
4. Memasak makanan hingga matang dan menghindari konsumsi makanan mentah.
5. Pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi anak-anak sekolah.

“Obat cacing itu tersedia dan tidak mahal. Yang terpenting adalah kesadaran orang tua. Jangan menunggu anak lemah baru bertindak,” pungkas Nata. (lis)