BERI.ID – Pekerjaan Proyek Teras Samarinda Tahap 2 khususnya Segmen 4 bakal terlambat, bukan dikarenakan lemahnya kontraktor di lapangan, melainkan akibat proses lelang ulang yang harus ditempuh karena adanya ketidaksesuaian hukum dalam tahapan tender sebelumnya.
Lelang yang dibatalkan itu membuat seluruh jadwal di segmen tersebut mundur beberapa pekan dan kini menjadi titik paling krusial dalam progres pembangunan.
Wali Kota Samarinda Andi Harun, menjelaskan bahwa empat segmen yang dikerjakan dalam proyek strategis kota tersebut sebenarnya menunjukkan perkembangan baik.
Segmen 1, 2, dan 3 diperkirakan dapat diselesaikan pada Desember 2025, sementara Segmen 4 menjadi satu-satunya titik yang harus menanggung dampak administratif akibat tender yang harus diulang.
Ia menekankan, mundurnya jadwal merupakan konsekuensi langsung dari kewajiban pemerintah untuk taat regulasi.
“Begitu proses lelang harus dibatalkan karena tidak memenuhi ketentuan hukum, waktu pasti bergeser. Kita tetap memilih mengikuti aturan, walaupun artinya progres harus mundur,” tegas Andi Harun, usai tinjauan lapangan, Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan, sesuai ketentuan jasa konstruksi, seluruh keterlambatan yang terjadi setelah batas kontrak 30 Desember akan otomatis dikenakan denda kepada penyedia jasa.
Pemkot menegaskan tidak ada toleransi khusus meski keterlambatan bermula dari faktor administratif.
“Apapun penyebabnya, ketika pekerjaan melewati batas akhir, aturan tetap diberlakukan. Ada dendanya, dan akan dioptimasi setelah itu,” tegasnya.
Selain terdampak lelang ulang, Segmen 4 memang memiliki tingkat kerumitan teknik lebih tinggi dibanding segmen lain.
Proyek di area tersebut mencakup pemasangan sistem drainase berbasis precast yang diproduksi di Balikpapan, bukan sekadar pasangan batu seperti konstruksi konvensional.
Pekerjaan harus menghubungkan precast baru dengan saluran air eksisting, termasuk saluran pembuangan dari darat menuju sungai, yang secara teknis membentuk percabangan menyerupai tanda plus (+).
Hal itu menuntut penyambungan khusus berbentuk “T” agar aliran air tetap berfungsi normal.
Andi Harun menegaskan bahwa pengaturan hidraulik dan konektivitas saluran menjadi fokus utama agar di masa mendatang tidak terjadi backflow atau banjir lokal.
“Titik ini memang yang paling menantang. Sistem salurannya harus presisi supaya aliran dari darat tetap berjalan dan konektivitas saluran baru juga lancar,” ujarnya.
Dalam inspeksi lapangan, terdapat sejumlah temuan minor pada beberapa titik, seperti kelandaian underside yang belum optimal untuk mengantisipasi genangan saat hujan, pengecatan yang belum rapi, hingga kekencangan pasangan besi.
Semua temuan itu, kata Andi Harun, sudah diperintahkan untuk segera direpair.
Ia memastikan bahwa penyedia jasa tidak diberi ruang kompromi mengenai kualitas.
“Setiap temuan minor sudah kami minta untuk diperbaiki tanpa pengecualian,” tegasnya.
Dengan progres yang ada, Pemkot menyebut bahwa masyarakat belum bisa menikmati kawasan Teras Samarinda Tahap 2 pada libur Tahun Baru, karena proyek masih masuk masa pemeliharaan, meski jembatan di Segmen 1 diperkirakan tuntas Desember.
Proyek Teras Samarinda Tahap 2 tetap diproyeksikan menjadi wajah baru waterfront kota, namun dinamika lelang dan kerumitan teknis Segmen 4 membuat pekerjaan harus diselesaikan dengan kehati-hatian maksimal, tanpa kompromi pada hukum dan kualitas pekerjaan.
“Kita harus uji coba dulu untuk memastikan aspek keamanannya. Jangan sampai pembukaan mengganggu masa pemeliharaan penyedia jasa,” tutup Andi Harun. (lis)







