SANGATTA – Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang merata dan proporsional, H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu sudah menyiapkan kerja-kerja nyata. Di mana, implementasinya adalah pembangunan di berbagai sektor.
Di bidang infrastruktur, calon nomor satu Kutim itu akan menambah ruas dan peningkatan kualitas jalan. Hal itu menjadi prioritas demi mewujudkan konektivitas seluruh wilayah. Dengan demikian, arus transportasi dari satu daerah ke daerah lain berjalan dengan baik dan lancar.
Berdasarkan kondisi jalan saat ini, 111.335 kilometer jalan di Kutim dalam kondisi baik. Sedangkan untuk kondisi jalan sedang mencapai 253.531 kilometer. Sementara 435.267 kilometer jalan dalam kondisi rusak.
“Insya Allah kalau saya jadi bupati, kendaraan dinas yang saya pakai adalah minibus bukan double gardan. Lalu ada warga di pelosok bilang melarang. Katanya nanti saya tidak mau berkunjung lagi, karena jalan rusak. Lalu saya katakan, kalau jalan rusak, yang diperbaiki jalannya. Bukan mengganti mobil,” tegas Mahyunadi.
Pembangunan infrastruktur yang jadi prioritas utama Mahyunadi-Kinsu, selain berfungsi untuk mempermudah transportasi, juga meningkatkan perekonomian. Dengan jalan yang muda dilalui, roda ekonomi akan berputar cepat. Pembangunan pun merata.
Pembangunan infrastruktur lain yang dikebut Mahyunadi-Kinsu adalah penyelesaian pelabuhan laut Sangatta dan pembangunan bandara. Belum berfungsinya pelabuhan laut Sangatta yang merupakan jalur tol laut rute 8 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 menjadi penghambat pembangunan Kutim.
Jika pelabuhan tuntas, akses barang keluar-masuk dari luar Kaltim akan langsung menuju Kutim. Dengan demikian, Kutim tidak akan menjadi hub untuk distribusi barang-barang ke seluruh Kaltim. Hal itu juga berimbas pada perputaran roda perekonomian bagi masyarakat Kutim.
Berikutnya adalah belum berfungsinya Bandara Sangkimah. Pelabuhan dan bandara merupakan syarat utama majunya sebuah daerah. Dengan terealisasinya Bandara Sangkimah, Kutim akan menjadi kabupaten maju. Keberadaan bandara tidak hanya sebagai pintu, melainkan juga bisa menjadi daerah transit.
“Pelabuhan dan bandara juga menjadi prioritas kami. Kutim makin maju jika memiliki pelabuhan dan bandara yang representatif. Investor akan berdatangan, investasi terus tumbuh, perekonomian meningkat, dan tentunya masyarakat Kutim akan sejahtera,” tambahnya.
Program berikutnya adalah elektrifikasi listrik dan sambungan instalasi PDAM di semua desa. Kendala yang dihadapi Kutim saat ini adalah pasokan listrik dan air. Saat ini, keduanya menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat Kutim yang harus dipenuhi.
Tercatat, elektrifikasi listrik PLN baru ada di 82 persen desa dari 141 desa di Kutim. Sementara layanan air bersih PDAM baru ada di 43 desa dari 141 desa. Mahyunadi-Kinsu memastikan bahwa persoalan listrik dan air akan tuntas.
“Dengan dukungan dari sebagian besar kursi di DPRD Kutim, insya Allah program-program Mahyunadi-Kinsu untukk perubahan Kutim makin maju bisa terwujud,” tutup Mahyunadi.
Untuk informasi, Mahyunadi-Kinsu didudkung 23 kursi dari 40 kursi di DPRD Kutim. Dia diusung oleh koalisi Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), serta Partai Amanat Nasional (PAN). Juga didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
(Fran)