BONTANG – Desa Tihi-Tihi, yang terletak di pesisir Bontang, Kalimantan Timur, dikenal karena keunikannya, kampung yang berdiri kokoh diatas laut.
Letaknya yang strategis itu, kampung ini sukses mengolah hasil laut menjadi produk bernilai tinggi. Meski berada di lokasi terpencil tidak menggoyahkan semangat warga desa tihi tihi untuk berkembang.
Ketua UMKM Desa Tihi-Tihi, Isnawati, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat empat kelompok UMKM mandiri di desa tersebut, dengan anggota 6-10 orang per kelompok. Adapun kelompok pusatnya, yakni Kelompok Samudra, memiliki 30 pekerja aktif yang didukung oleh PT Badak sebagai mitra binaan.
Produk unggulan UMKM Desa Tihi-Tihi berbasis rumput laut, bahan baku yang melimpah di perairan sekitar desa. Amplang Rumput Laut menjadi salah satu produk andalan yang telah menembus pasar luar provinsi hingga ke Pulau Jawa.
Selain itu, produk lain seperti Dodol Rumput Laut, Stik Rumput Laut, dan Manisan Rumput Laut juga menjadi favorit masyarakat. Terbaru, inovasi Brownies Rumput Laut berhasil diciptakan berkat pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Badak.
“Kami sangat bangga karena produk Amplang Rumput Laut kami sudah dikenal hingga luar provinsi, bahkan sampai ke Pulau Jawa,” ujar Isnawati.
Namun, perjalanan UMKM Desa Tihi-Tihi tidak lepas dari tantangan. Minimnya akses ke platform digital yang lebih luas dan desain kemasan yang masih sederhana menjadi kendala utama dalam memperluas pasar.
Selain itu, ketiadaan rumah produksi khusus memaksa para pelaku UMKM untuk melakukan proses produksi di rumah masing-masing dengan peralatan seadanya.
“Kalau ada rumah produksi dan alat yang memadai mungkin akan lebih enak dan nyaman kami berkerja dan leluasa. Namun Saat ini, semua masih dilakukan secara manual di rumah,” jelas Isnawati.
PT Badak dan PAMA secara rutin memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM, mulai dari teknik produksi hingga pengelolaan bisnis. Meski demikian, Ketua UMKM berharap adanya dukungan lebih untuk dapat memperluas pasar, dan membangun rumah produksi yang representatif.
“Kami ingin produk dari Desa Tihi-Tihi tidak hanya dikenal di Kalimantan Timur, tetapi juga di seluruh Indonesia,” harap Isnawati.
Warga Desa Tihi-Tihi membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukanlah halangan untuk menciptakan peluang ekonomi. Dengan semangat warga desa tihi tihi UMKM di desa ini mampu mengolah kekayaan laut menjadi produk yang menggerakkan ekonomi lokal sekaligus membawa nama desa ke lingkup nasional.
(*)