SAMARINDA – Wakil ketua komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mendukung langkah pemerintah kota Balikpapan yang memutuskan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena perkembangan penularan Covid-19 yang terus meningkat.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Balikpapan memutuskan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Hal itu dikemukakan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dalam akun instagramnya, Senin (4/1). Kata dia keputusan itu diambil karena melihat perkembangan penularan Covid 19 yang makin meningkat serta ketersediaan rumah sakit dan ruang isolasi yang hampir penuh.
Selain itu juga masukan dari para petugas kesehatan, tenaga pendidik, dan orangtua murid.
“Itu keputusan yang bijak, karena sudah mengakomodir segala masukan dari pemangku kepentingan di Balikpapan, termasuk orang tua dan tenaga kesehatan. Keputusan diambil berdasar data, dan survey kepada orangtua dilaksanakan secara periodik. Saya harap pemerintah kota dan kabupaten lainnya juga mengikuti langkah Balikpapan untuk segera mengambil keputusan, untuk menghindari kebingungan di tengah masyarakat,”ungkap Hetifah.
Langkah itu kata wakil rakyat Dapil Kaltim ini, sebagai kebijakan yang tepat diambil pada wilayah perkotaan. Namun demikian, pemerintah daerah lain dapat memiliki kebijakan yang berbeda.
“Untuk daerah perkotaan rata-rata memang angka penularannya lebih tinggi. Untuk daerah yang lainnya kondisinya mungkin berbeda. Kuncinya dalam pengambilan keputusan adalah data, dan juga kesediaan menerima masukan dari berbagai pihak, terutama orangtua dan kalangan medis”, ungkapnya.
Setelah kebijakan penundaan pembelajaran tatap muka diputuskan, Hetifah menegaskan langkah selanjutnya yang harus diambil adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran jarak jauh.
“Kalau memang PJJ akan terus dilakukan, kita harus fokus meningkatkan kualitasnya, dan meminimalisir dampak-dampak negatif seperti learning loss dan kesenjangan. Kita harus terus kawal pemerataan akses internet, gawai, juga pelatihan-pelatihan intensif bagi para guru”, jelasnya.
Ia berharap, di pertengahan tahun 2021, pembelajaran tatap muka sudah dapat dilaksanakan di seluruh daerah.
“Saya mendapat kabar, besok 25.000 dosis vaksin akan tiba di Kaltim. Semoga guru dan tenaga kependidikan dapat diprioritaskan setelah tenaga kesehatan, agar kegiatan pembelajaran tatap muka bisa segera berjalan”, pungkasnya. (Fran)