HMI Minta Transparansi Saluran Dana CSR Perusahaan Tambang di Kaltim

HMI Minta Transparansi Saluran Dana CSR Perusahaan Tambang di Kaltim. ©️ist

SAMARINDA – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda menggelar aksi didepan kantor Gubernur Kaltim pada, Jum’at (13/05/2022).

Aksi tersebut menyusul pernyataan yang dilayangkan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi terhadap dana CSR tambang batu bara sebesar 200 Miliar disalurkan ke kampus-kampus luar Kaltim.

Hadi Mulyadi melayankan protes itu saat Rapat Paripurna di DPRD Kaltim beberapa hari lalu.

HMI cabang Samarinda meyayangkan adanya aliran dana CSR yang disalurkan oleh PT. Bayan Resources kepada perguruan tinggi diluar kaltim. Menurutnya Kaltim lebih membutuhkan dana tersebut untuk pendidikan.

“Semisal dana tersebut diberikan ke perguruan tinggi kaltim pasti ini bisa sangar membantu, banyak masyarakat yang ingin bersekolah namun terkendala biaya,” ujar Syahrul, Koordinator lapangan dalam aksi tersebut.

Selain itu, Syahrul juga menyoroti transparansi alokasi dana CSR di seluruh perusahaan yang berada di wilayah kaltim. Pihaknya meminta agar pemerintah mengawasi dana CSR perusahaan agar tidak mengalokasikan dana CSR ke provinsi lain.

“Kita di Kaltim saja butuh, kok ini malah dialokasikan ke provinsi lain. Mereka mengeruk tanah di sini tapi dananya dialihkan ke pulau lain, jadi kami di kaltim dapat lubang saja?”, tanya dia.

Tak hanya itu, Muhammad Majid, Humas Aksi, mengaku akan mengawal tuntutan massa aksi, agar  pemerintah bisa fokus dalam melakukan pengawasan dana CSR.

“tentu kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas,” sambung Humas.

Pada pukul 16.00 wita, pemprov meminta kepada massa aksi untuk menggelar audiensi bersama stekholder terkait,

Usai menggelar audiensi, Formateur HMI Samarinda, Muhammad Ronni, menegaskan bahwa pemerintah kali ini kurang memaksimalkan kinerjanya dalam pengawasan, menurutnya kasus CSR ini salah satu kelalaian yang dilakukan oleh pemprov.

“Itu ada tim kordinasi pelaksana yang bentuk gubernur kaltim tapi seperti tidak bekerja, sampai ada aliran dana keluar daerah 200 Miliar itu bagaimana, seharusnya pemerintah memperhatikan dan mengawasi kinerja perusahaan,” tegasnya.

Ronni menjelaskan pada saat usai menggelar audiensi pihak pemprov mengaku akan membantu mengawal kasus ini dan akan melakukan koordinasi ke pemerintah pusat. Namun Ronni berharap agar pemerintah bisa meningkatkan pengawasannya sehingga tidak ada kejadian yang sama, karena ia menilai ini sangat merugikan masyarakat Kaltim.

“Harapannya pemerintah bisa maksimal dalam menjalankan pengawasannya, “pungkasnya. (Fran)

kpukukarads