Generasi Milenial Pondasi Haluan Ekonomi Berbasis Konstitusi

*Oleh : Yakub Anani, S.Sos (Sekretaris KPW PRD Kaltim)

Generasi milenial pasti merasakan hasil transisi ekonomi politik Indonesia. Mulai dari haluan liberal setengah abad pemerintahan Soeharto. Hingga defisit anggaran yang terjadi di akhir 2017, sampai awal 2018 era Pemerintah Jokowi (kinerja ekspor sangat bergantung ekspor komoditas/bahan mentah).

Merujuk pada generasi milenial, adalah satu-satu yang melewati masa milenium kedua. Di awali pemahaman esai milik Karl Mannheim, sosiolog Hungaria, yang mencatatkan teorinya pada esai “The problem Of Generation” pada 1923. (sumber: www.scribd.com)

dprdsmd ads

Mannheim menjelaskan, keterhubungan perjalanan silam (sejarah) yang dilalui manusia pada masa yang sama, akan membuat perilaku saling memengaruhi dan membentuk tabiat yang sama pula (diukur manusia perang dunia I dan ke II). ini disampaikan dalam esainya.

Lebih lanjut, pada 1952, Manheim menjelaskan bahwa individu yang menjadi bagian dari satu generasi memiliki kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun. Ini berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama. (Jurnal Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi, Yanuar Surya Putra)

Pengelompokan Generasi Sumber : Jurnal Theoritical Review

Sumber                             Label
Zemke et al (2000)Veterans (1922-1943)Baby Boomers (1943-1960)Gen-Xers (1960-1980) Dan Nexters (1980-1999)
Lancaster & Stillman (2002)Traditionalist (1900-1945)Baby Boomers (1946-1964)Generation Xers (1965-1980) Dan Generation Y (1981-1999)
Martin & Tulgan (2002)Silent Generation (1925-1942)Baby Boomers (1946-1964)Generation X (1965-1977) Dan Millenials (1978-2000)
Oblinger & Oblinger (2005)Matures (<1946)Baby Boomers (1947-1964)Generation Xers (1965-1980) Dan Gen-Y/NetGen (1981-1995), Lalu

Post Millenials (1995-present

 

Berdasarkan penelitian, ditemukan kesamaan secara umum dengan esai beberapa sosiolog lainnya. Ya, generasi Y di sebut juga generasi milenial. Mereka satu angkatan hidup, lahir pada awal 1980-1990. Generasi ini akrab dengan perkembangan teknologi dan informasi. Seperti penggunaan PC (personal computer), video games, tv kabel, dan internet.

Generasi ini dengan mudah mampu beradaptasi dan menerima perubahan dengan baik. Sehingga, mereka akrab dengan sebutan generasi tangguh. Memiliki karakter mandiri dan loyal. Mereka sangat mengutamakan citra, ketenaran, dan uang. Bahkan menghitung kontribusi yang telah diberikan perusahaan terhadap hasil kerjanya pun dipikirkan (Jurkiewicz, 2000). (Sumber : Among Makarti Vol.9 No.18, Desember 2016)

Pada 1973, jaringan global menjadi kenyataan. Setelah University College London (Inggris) dan Royal Radar Establishment (Norwegia) terhubung dengan ARPANET. Saat itulah istilah internet lahir. Setahun setelahnya, yakni 1974. Penyedia layanan internet (ISP) pertama akhirnya lahir.

Saat ARPANET memperkenalkan versi komersialnya, yakni Telenet pada 1983. Sistem bernama domain network system (DNS) membentuk sistem yang mudah diingat. Maka, sistem ini menghasilkan beberapa network system. Yakni .edu, .gov, .com, .mil, .org, .net, dan .int. Lantas menggantikan sebutan sebelumnya yang menggunakan angka. (Kompas.com)

Jika generasi milenial mewakili usia produktif (15-64 tahun), yang diprediksi mengalami peningkatan jumlah besar pada 2020-2030. Sudah pasti perbandingan proporsi dengan usia non-produktif jelas berbeda. Bahkan diperkirakan akan meningkat 70 persen dengan jumlah 180 juta jiwa. Sedangkan usia non-produktif diperkirakan hanya 30 persen, sejumlah 60 juta jiwa. (Di sebukan Surya Chandra Surapaty, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN )

Generasi ini, cenderung tidak banyak menggunakan fisik. Perkembangan teknologi dan informasi mempermudah menghubungkan masa ruang dan waktu. Proses itu membangun konstruksi dengan cepat. Apalagi setiap hari banyak hal baru untuk dikenali.

  • Masa generasi Z tiba.

Generasi Z, merupakan generasi termuda yang baru memasuki angkatan kerja. Biasa mereka disebut iGeneration atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y. Tapi generasi Z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu (multy tasking). Seperti, menjalankan sosial media menggunakan ponsel, brosing menggunakan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. (Among Makarti Vol.9 No.18, Desember 2016)

Generasi Z adalah generasi global pertama yang nyata. Teknologi tinggi mengalir dalam darah mereka. Generasi ini tumbuh di lingkungan yang tidak pasti dan kompleks. Ini yang menentukan cara pandang mereka tentang pekerjaan, belajar dan dunia. Di tengah kenyataan jalannya politik ekonomi negeri ini, hal tersebut tidak selalu baik.

Dalam 20 tahun reformasi, nyatanya ketimpangan justru semakin tinggi. Bahkan rasio gini pernah mencapai 0,41 persen pada 2015 sejarah teratas Republik Indonesia. Sedangkan pada 2017, rasio gini masih di angka 0,391 persen.

Ketimpangan lain tercermin pada penguasaan aset. Seperti penguasaan tanah, rasio gini masih 0,58 persen pada 2016. Artinya, 1 persen penduduk menguasai 59 persen sumber daya agraria, tanah, dan ruang. (Berdikarionline.com)

Begitu juga penguasaan aset simpanan bank atau lembaga keuangan. Bersumber data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 2017. Hanya 90.306 rekening atau 0,04 persen menguasai aset bank yang mencapai 47,94 persen.

Sedangkan, penurunan daya beli mulai terasa sejak 2017 lalu. Begitu pula konsumsi rumah tangga yang terus melambat sejak 2014 hingga 2017. Yakni, dari 5,15 persen menjadi 4,93 persen. Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) per Februari 2018. Jumlah utang pemerintah Indonesia sudah mencapai Rp 4.034,8 triliun. Beban utang tersebut akan mempersempit ruang fiskal di APBN.

Dalam 15 tahun belakangan, beriringan dengan gejala deindustrialisasi. Jumlah angkatan kerja sektor informal terus membengkak. Tahun 2017, jumlah pekerja informal mencapai 72,67 juta. Sedangkan pekerja formal hanya 51,87 juta. Artinya, lebih 60 persen angkatan kerja indonesia adalah pekerja informal.

Haluan ekonomi sekarang, tak sanggup menerima lonjakan usia produktif kelak. Industrialisasi nasional masih berbasis inventasi asing. Pembangunan infrastruktur tak mengarah pada industrialisasi nasional. Sehingga mampu memangkas biaya logistik seperti yang diharapkan pimpinan negeri ini.

Terlebih fakta atas utang. Kenyataannya Indonesia masih bergantung pada impor khusus pangan dan ketimpangan penguasaan tanah. Ini mesti dijawab oleh tiga generasi, X, Y dan Z. Ketiganya energi terbaik untuk memperbarui jalan ekonomi bangsa.

Di usianya yang tidak muda lagi, 22 tahun. Partai Rakyat Demokratik (PRD) menyebut, menjadi bagian generasi yang dapat merubah haluan ekonomi Indonesia pilihan yang tak terelakkan. Mereka menjadi roda utama penggerak ekonomi nasional. Dengan menguatkan haluan ekonomi sebagaimana konstitusi, Pasal 33 UUD Dasar 1945 merupakan jalan yang mesti diambil generasi milenial. Ini berbeda dengan yang di kampayekan Prabowo.

Penguasaan aset mesti dijawab dengan reforma agraria yang konsisten, untuk mengurangi ketimpangan. Pajak progresif atau pajak berkeadilan sosial, merupakan instrumen penting untuk mengurangi ketimpangan. Sebab, dapat mendorong redistribusi kekayaan dan pendapatan.

Cita-cita memakmurkan rakyat harus melekat pada jiwa mereka. Jalannya, hanya dengan membangun industrialisasi nasional. Termasuk mengoreksi bidang perdagangan yang tidak menguntungkan perdagangan dalam negeri.

Selamat Hari Lahir ke 22 Tahun Partai Rakyat Demokratik. 2019 Ganti Haluan Ekonomi, Menangkan Pancasila.


*)Isian pada kolom pojok suara adalah tanggung jawab penulis tertera, tidak menjadi tanggung jawab redaksi beritainspirasi.info