Pelaku Usaha Barber Di Samarinda Punya Cara Sendiri Untuk Beramal

SAMARINDA – Tergabung dalam Barber teror, beberapa owner Barbershop di kota Samarinda menyambangi yayasan joint adulam ministry (JAM), jalan Rimba No 14 kelurahan karang anyar, pada Senin (10/12)

Dengan keahlian menata rambut, tidak melulu digunakan untuk mengais rezeki. Namun kerap kali mereka dengan jumlah berkisar 10 orang ini melakukan aktifitas sosial.

dprdsmd ads

Bisa dibilang, Tenaga dan keahliannya menjadi jalan sedekah yang dilakukan, terlebih yayasan yang dikunjungi adalah tergolong menampung orang orang yang terlupakan atau berkekurangan mental

“Ini rutinitas yang kita lakukan tiap tiga bulan sekali,” sebut Anton, owner salah satu barbershop yang terletak di meranti

Tujuannya pun hanya ingin membantu, apalagi jumlah orang dalam yayasan itu terbilang cukup banyak. Dengan jumlah berkisar ratusan orang itu, dianggap Anton cukup rumit jika hanya dilakukan pengurus yayasan.

“siapa lagi yang akan membantu motongin rambutnya teman teman yang ada disini, kan kalau mereka aja susah,” imbuhnya

Ia berharap, hal serupa bisa dilakukan oleh banyak barbershop yang ada disamarinda. Kendati dirinya menyebut yang penting dengan tulus dan ikhlas.

Namun rutinitas tiga bulan sekali ini masih dilakukan pada tempat yang sama. Menurut Anton bukan karena tidak mau menyasar yayasan lain, tapi disebutnya tidak mau berurusan dengan administrasi yang ribet.

“Sebenarnya banyak yayasan yang ingin kita datangin, cuman kita terlalu dibuat ribet, harus buat proposallah, inilah, itulah,” bebernya

Sementara mayoritas hal seperti itu menurut Anton kerap terjadi pada yayasan dibawah naungan pemerintah.

“Iya kebanyakan milik pemerintah, padahal kita kan niatnya membantu, pas koordinasi itu langsung eksekusi,” ucap Anton

Ditempat yang sama Ocha selaku juga inisiator Barber teror ini menyebut kegiatan serupa juga pernah dilakukan dipondok pesantren, panti asuhan, bahkan pernah menyasar Gelandangan.

“Gelandangan itu pernah kami sasar juga, cuman memang agak sulit, tapi kalau yayasan pemerintah itu terlalu dibuat ribet,” tutupnya. (Fran)