Kontraksi Hebat Perekonomian Kaltim, Pemerintah Provinsi Dan Kabupaten/ Kota Harus Gotong Royong

SAMARINDA – Pemerintah provinsi dan kabupaten kota harus segera memperhitungkan kesiapan ekonomi dengan matang atas sikap kaltim untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, diKaltim hingga hari ini pasien positif sudah mencapai 69 Orang.

Ditambah lagi perekonomian kaltim sangat lesu, seluruh sektor dibuat kacau balau karena pandemi saat ini belum bisa dicegah secara maksimal.

dprdsmd ads

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Andi Harun. Dirinya mengatakan kaltim merupakan daerah yang sangat rentan untuk sektor kesehatan, ekonomi dan sosial.

Ia menyampaikan peringatan kepada pemerintah untuk di kabupaten/kota maupun provinsi agar segera mempersiapkan diri untuk penanganan dalam jangka menengah maupun jangka panjang, baik saat sedang dalam masa pandemi maupun pasca covid-19 ini berakhir.

“Kita melihat kaltim ini adalah salah satu daerah yang sangat rentan, tidak hanya pada dampak kesehatan tetapi temasuk  juga untuk ekonomi dan dampak sosial kemasyarakatan,” kata Andi Harun, saat dikonfirmasi oleh pewarta, pada Rabu (22/3/2020).

Laporan perekonomian kaltim yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) di akhir tahun 2019 dan Awal tahun 2020 didapatkan informasi data pertumbuhan ekonomi kaltim berada dikisaran 4,77%. Angka tersebut merupakan gambaran situasi perekonomian yang baik untuk sebuah daerah.

Hal penunjang perekonomian kaltim saat ini salah satunya adalah kinerja ekspor minerba dan usaha UMKM, yang pada tahun ini harus terseok-seok karena dalam masa penyebaran pandemi Covid-19.

Andi Harun menyebutkan saat ini China dan India telah menutup keran impor bisnis mutiara hitam ini, sehingga aktifitasnya mencapai 0% untuk kedua negara tersebut.

Sebelumnya, Tiongkok dalam situasi sebelum Covid-19 menyebar, angka import kaltim untuk ke negara China sebesar 30%, dan India di angka 18%.

Sekarang aktifitas batu bara mengalami stagnan, ada fenomena ekonomi menurun yang sangat jelas kelihatan di Kaltim. Ini akibat lesunya aktifitas perdagangan global.

Jadi disatu sisi China dan India sementara menutup aktifitas penerimaan batu bara dari negara luar, tapi disisi lain masalah yang lain muncul yaitu harga komoditas global turun termasuk batubara dan CPO

“Jadi sudah aktifitas ekspor berhenti, sangat menurun tajam, disisi lain harga komoditas kita juga mengalami penurunan yang sangat tinggi,” Ujarnya.

“Ini semua menjadi penyebab prediksi ekonomi kita ditahun 2020 akan mengalami kontraksi yang sangat hebat,” lanjutnya.

Hal ini lah yang patut diantisipasi oleh pemerintah, dengan bergotong royong dan adanya langkah yang terpadu antara pemerintah pusat, daerah, maupun ditingkat kabupaten/kota.

Kemudian politisi partai Gerindra ini juga menyarankan agar pemerintah segera melakukan pemetaan atas kebutuhan masyrakat, mulai dari empat hingga lima bulan mendatang.

Hal ini dilakukan agar pemerintah, pada akhirnya akan kaget dengan situasi pasca pandemi Covid-19. Sehingga diperlukannya perencanaan yang matang terkait penanganannya.

“Nah, kita ingin adanya pendekatan yang komprehensif dan penanganan yang terpadu antara provinsi dengan kabupaten/kota,” katanya.

(Esc)