BONTANG – DPRD Bontang pertemukan Nelayan dan Petani Laut desa Santan dengan pihak PT. Energi Unggul Persada (EUP) pada Senin (10/8/20).
Dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dipimpin Ketua Komisi II Rustam, membicarakan persoalan penurunan tangkapan ikan dan kerusakan tanaman laut milik petani, bersama dengan lurah di desa Santan.
Atas permasalahan tersebut, Manager Human Resources and General Affair (HRGA) PT EUP Gultom menyatakan akan bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi oleh nelayan dan petani.
“Kami akan tanggung jawab untuk permasalahan ini,” kata Gultom, pada saat berlangsungnya RDP.
Disebutkan Gultom, masalah ini sebenarnya sudah sejak lama. pihak PT EUP sudah menawarkan solusi dengan memberikan bantuan sejumlah perahu untuk para nelayan. Namun ditolak oleh nelayan.
“Bantuan perahu ditolak lantaran nelayan mintanya solar. Kita tidak bisa penuhi permintaan nelayan karena kita bukan perusahaan yang produksi solar,” terangnya.
Sejauh ini, setelah berkoordinasi bersama para nelayan, PT. EUP pun mendorong usulan bantuan pembinaan nelayan dengan skema dibagi menjadi 2 kelompok.
Ke dua kelompok nelayan ini rencananya akan dibentuk koperasi yang bermitra dengan PT. EUP.
“Kelompok ini nanti kita jadikan agen. Jadi produksi CPO nanti kita kasih nelayan untuk dijual,” tutupnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II Rustam yang memimpin RDP menyepakati usulan tersebut. Solusi itu dinilai memberikan sisi edukasi terhadap nelayan.
Menurut Rustam, solusi seperti ini lah yang sebenarnya dibutuhkan para nelayan untuk meningkat perekonomiannya.
“Kalo solusinya begitu, kita harus sepakati. Solusi itu sebenarnya paling cocok buat nelayan kita,” menurut Rustam.
Setelah masalah ini selesai, sambungnya, pihaknya akan mendorong instansi terkait untuk mengatur titik koordinat jalur para nelayan.
Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi nelayan yang merasa terganggu adanya aktifitas proyek PT EUP.
Bahkan ia juga meminta, setelah rapat ini usai, tidak lagi tuntutan dari nelayan. Menurutnya, solusi yang ditawarkan PT. EUP sangat cukup baik untuk para nelayan.
“Kalo solusi dari PT EUP kan sudah. Nah tinggal bagaimana nanti kita upayakan agar diatur titik koordinatnya. Biar tidak ada lagi nelayan merasa terganggu,” tutur Rustam.
Pada saat yang sama, Usman Lurah Bontang Lestari menyebutkan, sebagian nelayan telah menyepakati usulan solusi yang ditawarkan PT EUP.
Namun, masih ada beberapa nelayan yang masih menolak. Sementara yang menolak itu, nelayan liar yang tidak terdaftar di wilayahnya.
“Yang nolak itu nelayan Santan, di sana sekitar 48 nelayan. cuman cari ikan di wilayah Bontang lestari. Kalo nelayan kami yang di sini sudah sepakat dengan usulan PT. EUP. kalo yang nolak itu mintanya solar. Jadi belum bisa dipenuhi,” pungkasnya.
(Esc)