Debat Kandidat Pilkada Bontang, KPU Harapkan Pengenalan Program Paslon

BONTANG – Debat kandidat pilkada Bontang, antara Basri Rase-Najirah dan Neni Moerniaeni-Joni Muslim dimulai tepat pukul 20.00 Wita, Sabtu (7/11) malam. Diselenggarakan di Hotel Grand Mutiara, Kel. Belimbing, Bontang Barat. Disiarkan secara langsung di TV Nasional milik negara, TVRI.

Dalam agenda debat malam ini, secara teknis dari KPU mempertemukan calon Walikota dari Paslon no. 1 dan no. 2. Dan dibagi dalam 5 sesi pertanyaan.

dprdsmd ads

Debat kandidat malam ini, akan
dihadiri 2 pasangan calon masing-masing menggunakan seragam putih-putih, Basri Rase berpeci hitam dan Neni Moerniaeni tampil dengan balutan hijab berwarna Kuning.

Dalam sambutannya, ketua KPU Bontang Erwin Taher mengutarakan harapannya dalam agenda debat kali ini. Dapat membekali masyarakat dalam mempertimbangkan pilihannya untuk kota Bontang nanti.

“Saya berharap tayangan debat malam ini bisa memberikan wawasan kepada masyarakat Bontang, dalam menentukan pilihannya,” kata Erwin, dalam video sambutannya.

Kemudian dalam pertanyaan debat di sesi ketiga, moderator Leliyana Indriyani langsung memberikan pertanyaan seputar dunia pendidikan. Perihal metode apa yang akan di lakukan oleh calon Walikota untuk menjawab kebijakan pemerintah yang menghapuskan Ujian Nasional.

Menjawab hal itu, Basri Rase nomor urut satu mengutarakan niatnya dalam memantapkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.

“Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,” ucap Basri Rase.

“Kami juga punya program wifi gratis, tentu ini untuk anak didik dapat belajar secara online dan anak-anak dapat belajar menggunakan fasilitas yang di siapkan secara gratis,” lanjutnya.

Setelah Basri Rase, giliran Neni Moerniaeni yang memberikan jawaban. Konsentrasi nya kurang lebih sama, hanya saja Neni paslon nomor urut 2. Bedanya, terletak pada pemberian fasilitas kepada guru-guru. One Teacher One Laptop.

“One teacher one laptop karena adanya bencana covid, akhirnya kami kemarin baru hanya memenuhi untuk guru-guru negeri saja,” ucap Neni.

“Wifi gratis akan kita siapkan di 300 titik di kota Bontang,” sambungnya.

Sempat dipenuhi pendukung, namun sejak diberikan teguran dari KPU, massa berangsur keluar dari ruang loby dan halaman Hotel Grand Mustika. Hingga saat ini suasana di sekitar hotel Grand Mustika terpantau kondusif. Tidak di penuhi desakan masa dari dua kubu paslon. (Esc)