SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, Kaltim lebih khusus kota Samarinda bisa menjadi Role Model industri kreatif.
Hal itu diungkapkan dihadapan puluhan Pelaku Industri Kreatif pada acara Bimbingan teknis pengembangan publikasi produk kreatif Pada, Rabu (13/03/19) waktu siang di Hotel Midtown, Jalan Hasan Basri No 58 kota Samarinda, Kaltim.
“Samarinda dalam waktu yg tidak lama akan menjadi role model untuk industri kreatif, di Sini banyak potensi ekonomi kreatif dengan produk yang cukup beragam,” kata Hetifa.
Ekonomi kreatif saat ini kian tumbuh ditengah berkembangnya industri teknologi, juga menjadi pilihan strategis untuk memenangkan persaingan dipasar global.
Untuk diKaltim kata Hetifa, bersama pemerintah daerah para pelaku industri kreatif sudah banyak melakukan inisiatif dan prakarsa sendiri yang mestinya juga didorong oleh pemerintah pusat.
Menurutnya untuk memajukan itu bukan saja tanggung jawab daerah tetapi juga Pemerintah pusat, namun begitu kata politisi dari Partai Golkar ini, hingga bertahun lamanya pelaku ekonomi kreatif masih berjalan dengan sendirinya.
“Pusat kan hanya melihat kalau Kaltim ini cuman mengeruk batu bara, padahal banyak bangat ekonomi kreatif yang berkembang disini,” ungkapnya
Lebih lanjut perempuan berhijab ini mengatakan peluang dari potensi ekonomi kreatif harus ditangkap, salah satunya bimbingan teknis bersama Bekraf.
“Dan tugas saya adalah membuat regulasi, dan saat ini sedang proses RUU Ekonomi Kreatif,” ucapnya lebih lanjut
Senada Fahmi Akmal Plt Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri “Bekraf” mengatakan, selama ini ada stereotip bahwa Kaltim hanya punya SDA, namun Ia mengaku kaget dengan geliat pertumbuhan ekonomi kreatif di Samarinda, tetapi itu seolah tertutup dan pusat tidak mengetahui.
“Saya tidak menyangka ternyata industri kreatif semakin maju, bahkan saya kaget mengetahui bahwa disini ada ratusan Barista, karena selama ini kami hanya melihat dimana tempat penghasil kopi, ternyata Barista banyak di Kaltim ,” Heranya
Menurutnya banyak produk khas, karya pelaku ekonomi daerah yang tidak kalah saing, hanya menurut Fahmi belum dikenal. Dengan begitu Ia berharap para pelaku usaha berperan aktif mendaftarkan produknya.
“Bekraf punya Bisma, para pelaku usaha kreatif harus mendaftarkan dikanal itu, kalau tidak kami tidak tau, keunggulannya itu bisa terpublikasi bahwa di Kalimantan punya resours apa aja, itu bisa kita lihat,” ungkapnya.
Hal lain lanjut Fahmi, agar produk bisa lebih mudah dipasarkan secara global harus memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai jaminan Orisinil. Disebutnya para pelaku usaha masih minim memiliki HKI.
“HKI ini penting, dapat memudahkan produsen dalam memasarkan produk ke pasar nasional maupun global,” paparnya
Dirinya menyebut bahwa tahun ini Bekraf akan memberikan fasilitasi kepada 1.800 pelaku ekonomi kreatif untuk mendaftarkan HKI produk di seluruh Indonesia termasuk di Samarinda. (Fran)