Beri.id, SAMARINDA– Kawasan Ekonomi Khusus(KEK) Maloy di Kabupaten Kutai Timur mulai dibangun sejak tahun 2012. Sampai saat ini KEK Maloy belum bisa beroperasi.
Kawasan ini dbangunn sebagai kawasan industri dan pelabuhan Internasional, diharapkan menjadi sumber PAD Kaltim karena terdapat beberapa anak perusda MBS (Melati Bhakti Satya). Namun sampai saat ini juga belum bisa beroperasi disana.
Menindaklanjuti hal tersebut, Komisi II DPRD Kaltim melakukan Rapat Dengar Pendapat(RDP) dengan tiga anak perusahaan MBS tersebut yaitu PT. Maloy Batuta Trans Kaltim, PT. Kaltim Kawasan Industri Maloy dan PT. Kaltim Pelabuhan International Maloy dan dihadiri langsung oleh Direktur Utama MBS, Agus Dwitarto, di gedung E lantai kantor DPRD kaltim pada, Selasa (4/2/2020).
Wakil Ketua Komisi II DPRD kaltim, Baharuddin Demu mengatakan disamping karena jaraknya yang jauh, fasilitas penunjang yang tidak lengkap menjadi salah satu faktor yang paling kuat mengapa sampai sekarang KEK Maloy tidak diminati oleh investor.
“Pemerintah terlalu cepat menginvestasikan duit disana, tapi fasilitasnya juga belum ada. Sehingga itu yang membuat banyak investor tidak mau,”Ungkap Baharuddin Demu saat ditemui awak media usai melakukan RDP.
Terkait bagaimana jika anak perusahaan MBS itu dibubarkan, Baharuddin Demu mengungkapkan mungkin ada opsi untuk membubarkan dua anak perusahaan itu, tapi yang menarik, jika itu dibubarkan, maka MBS secara langsung akan mengelola, tidak lagi melalui anak perusahaan.
“Jadi, kalau mau dijalankan, tinggal dipikirkan lagi, pemerintah harus memberikan anggaran lagi untuk membangun fasilitasnya, atau sekaligus ditutup, Itu saja pilihannya,”Jelasnya.
Senada juga disampaikan anggota Komisi II, Sutomo Jabir. Ia menanggapi bahwa fasilitas penunjang seperti SPAM air, listrik, maupun jalan pendekat menuju ke kawasan KEK Maloy belum tersedia, hal itu dianggap sebagai alasan mengapa sampai sekarang KEK Maloy belum bisa menarik investor untuk beroperasi disana.
“Menurut informasi yang saya dapat bahwa sampai sekarang tidak ada aktivitas disana, padahal menurut penuturan MBS ada sekitar lima ratus juta rupiah untuk melakukan perbaikan kantor maupun menyiapkan fasilitas penunjang seperti air dan listrik,“terangnya.
Disinggung terkait apakah ada gajih yang diberikan kepada direktur MBS yang juga merangkap sebagai direktur di dua anak perusahan di KEK Maloy ini dengan keadaan dimana belum bisa beroperasinya dua anak perusahaan tersebut, Sutomo Jabir mengatakan masih menunggu RKAP dari MBS yang sudah Ia minta ke MBS.
“Masalah adanya gajih atau tidak, tadi sudah saya minta RKAP MBS, rencananya kamis atau jum’at ini akan dikasih.”Pungkasnya.
(Fran)