Kaltim Terus Berupaya Tingkatkan Budaya Literasi

SAMARINDA – Krisis literasi yang mendera Indonesia ini menyebabkan kualitas pendidikan belum menggembirakan. Padahal, Literasi tak ubahnya jantung bagi kehidupan bangsa.

Menurut The World Most Literate Nation Study, minat baca Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara. Permasalahannya juga multi kompleks.

dprdsmd ads

Dengan banyaknya perpustakaan, dari sekolah, perguruan tinggi hingga perpustakaan daerah, namun sebagian diantaranya juga belum memenuhi standar, selain terbatasnya ketersediaan buku, belum lagi literasi yang tidak pernah di Upgrade menjadi menjenuhkan buat anak sekolah.

Demi mendorong minat baca, Perpustakaan Nasional gelar Safari gerakan nasional pembudayaan kegemaran membaca di provinsi dan Kabupaten Kota tahun 2019. Termasuk di Kaltim, digelar pada Selasa (19/3/2019) di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda.

Sekretaris Perpustakaan Nasional Sri Sumekar mengatakan, dari sekitar 250ribu sekolah, yang memiliki perpustakaan baru 10 %, itupun belum memenuhi standar.

Mendorong itu, tahun ini, Perpustakaan Nasional mengucurkan bantuan Dana Alokasi Khusus (ADK). Tahap awal pada 4 kabupaten kota.

“Diperuntukan untuk menambah koleksi buku, komputer, pelatihan pustakawan, termasuk hibah buku bisa diakses untuk Kaltim,”tuturnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi X Hetifa Sjaifudian hadir pada kesempatan itu mengatakan, kesadaran akan pentingnya literasi di Kaltim mulai meningkat, komunitas Literasi sudah menjamur.

“justru tugas kami sekarang di pemerintah dan DPR hanya memfasilitasi karena motivasi, inisiatif dan prakarsa itu sudah muncul,” ucapnya

Namun begitu, kata politisi perempuan dari Partai Golkar ini, ada pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Perpustakaan sekolah hingga perguruan tinggi masih jauh dari kata layak, Mulai dari ketersediaan buku hingga fasilitas.

“Itu pekerjaan yang mesti segera kita benahi termasuk beberapa perpustakaan perguruan tinggi,” jelasnya

Bahkan Ia berharap, kedepan selain upaya pemerintah dengan dorongan stimulan ke perpustakaan hingga di tingkat desa, juga diharapkan ada pelatihan pustakawan secara nasional. (Fran)