Samarinda, Beri.id – Meskipun banyak yang mengekspresikan keprihatinan atas kasus terulangnya pembuangan bayi di Samarinda, namun ada suara yang meresap dari sudut pandang yang terabaikan dalam diskusi.
Menurut Ahmat Sopian Noor, kecenderungan untuk menempatkan kesalahan sepenuhnya pada ibu yang membuang bayinya sendiri tidaklah baik sebab penting memperhatikan faktor-faktor sosial yang mendasari perilaku ekstrem seperti ini.
“Saya berharap ibu yang membuang bayinya itu cepat ditemukan dan diberi bantuan, termasuk bimbingan psikologis, karena jelas dia mengalami tekanan yang berat,” ujar Ahmat Sopian kepada wartawan, Rabu (15/5/2024).
Kejadian terbaru terjadi di Jalan Barito Gang Ranu RT 24 Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir, di mana warga digegerkan dengan penemuan bayi perempuan di pinggir jalan pada Senin (13/5/2024) malam sekitar pukul 20.00 WITA.
Menurut Sopian, apabila kasus pembuangan bayi terjadi setiap tahun di Samarinda, hal ini tidak bisa dianggap sebagai masalah internal dalam satu keluarga saja, melainkan ini dapat dikatakan dinamika masyarakat di daerah khususnya Samarinda.
“Instansi teknis harus menemukan faktor pemicunya agar bisa ikut mengatasinya,” tambahnya.
Sopian menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti kehamilan yang tidak diinginkan, kesulitan ekonomi, menjadi korban perkosaan, atau gangguan mental dan psikologis, bisa menjadi penyebab seorang ibu tega membuang bayinya.
“Dinas teknis harus bisa mendeteksi penyebabnya agar bisa memberikan bantuan yang tepat dan kejadian serupa tidak terulang lagi,” tegas Sopian.
Solusi jangka panjang untuk masalah ini memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat itu sendiri.
“Namun, apapun alasannya dan latar belakangnya, membuang anak sendiri adalah masalah sosial yang serius,” pungkasnya.
(Adv/DPRD Samarinda)