SAMARINDA – Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M. Andriansyah, kembali mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Mugirejo untuk ketiga kalinya.
Kali ini, ia hadir bersama warga dari dua Rukun Tetangga (RT) yang akan menjadi percontohan dalam program pemilahan sampah berbasis masyarakat.
“Ini kunjungan saya yang ketiga. Kali pertama hanya melihat-lihat, kedua berbincang dengan pengelola, dan kali ini saya mengajak warga RT 18 Perumahan Korpri Sempaja Lestari dan RT 48 Bengkuring untuk menyaksikan langsung proses pemilahan sampah,” ungkap Andriansyah dalam wawancara, Sabtu (25/5/2025).
RT 48, yang sebelumnya dikenal lewat program “Kampung Salai” dan telah menerima berbagai penghargaan, dipilih karena sudah memiliki budaya pengelolaan lingkungan yang baik.
“Kami ingin tunjukkan bahwa sampah bisa menjadi bahan baku bernilai bila dipilah sejak awal,” jelasnya.
Ia menyoroti bahwa aktivitas pemilahan sampah di masyarakat sejauh ini belum terstruktur dengan baik. Karena itu, ia tengah menyusun konsep yang jelas mengenai klasifikasi sampah yang memiliki nilai guna dan yang tidak, agar warga bisa memilah sampah langsung dari sumbernya, yaitu rumah tangga.
“Kalau ini berhasil, saya yakin beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan sangat berkurang. Bahkan bisa jadi kita tidak perlu TPA besar lagi di masa depan,” tegasnya.
Sebagai langkah awal, Andriansyah merancang pembangunan model TPS skala RT dengan ukuran 6×4 meter yang akan dilengkapi ruang-ruang khusus untuk pemilahan, seperti kamar sampah campuran, sampah basah, dan sampah kering.
Program ini menurutnya adalah bagian dari upaya jangka panjang menuju sistem pengelolaan sampah menyeluruh di seluruh Samarinda.
“Kita mulai dari perubahan perilaku warga. Itu yang paling sulit. Tapi kalau kesadaran sudah tumbuh, aturan seperti kewajiban memilah sampah akan lebih mudah diterapkan,” ujarnya.
Meski mengakui adanya tantangan dalam koordinasi lintas pihak, Andriansyah tetap optimis dan berkomitmen untuk terus bergerak.
“Saya ingin semua pihak pemerintah daerah, akademisi, komunitas, dan warga duduk bersama membangun sistem pengelolaan sampah yang baik. Walau hingga kini belum mudah, saya tidak akan berhenti,” pungkasnya. (Adv/DPRD Samarinda)