Samarinda – Malam tadi (16/7/17) depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada bernuasa sendu, puluhan lilin menyala terampar, beserta potongan nisan sejumlah 28, untuk mengingat putra-putri bangsa yang mati di lobang maut, bekas ekploitasi tambang Kalimantan Timur. (25/6/17) lalu gadis berusia 18 tahun kembali terenggut nyawa nya, akibat keserakahan pengusaha tambang dan pemerintah yang ceroboh. Novita sari gadis asal desa Belusu Kecamatan Siluq Ngurai, Kutai Barat tewas di lubang tambang PT Gunung Bayan Pratama Coal.
Aksi empati yang dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fisipol Unmul, tadi malam membuat suasana haru dan marah. Para aktivis kampus dan pemuda lainnya yang berempati juga turut hadir pada aksi empati ini.
Ayu Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fisipol Unmul “kami menginginkan pemerintah yang belum sanggup mendorong reklamasi melakukan penyuluhan ke warga bahwa lubang tambang ini ancaman bagi keselamatan warga, lalu meningkatkan keamanan dan pengawasan di lubang tambang, bahkan secepat nya di reklamasi” ujar nya.
632 lubang tambang yang tersebar di Kalimantan Timur seakan terus siaga bersiap menelan korban selanjut nya.
“Kaltim ini tidak aman, karena ada lobang tambang, dan anak-anak generasi bangsa tidak akan mati kalau lubang itu tidak ada, hal ini inti nya yang mau kami sampaikan malam ini” pungkas Dahlia aktivis Perempuan Mahardhika yang ikut hadir di aksi ini. (Arm)